haruskah kubunuh kata,
setelah ia ada lalu ke tiada,
menjadi fana

(Haruskah Kubunuh Rindu, MS dalam buku puisi Kesaksian Sepasang Sandal)

 

Siapa yang tidak mengenal Bang Aan alias Muhammad Subhan (MS) di ranah literasi Indonesia? Namanya semakin sering diseru tatkala Kelas Menulis Daring (KMD) yang dipangkunya lebih setahun silam, sejak pandemi menyapa Indonesia. Giat literasi yang dirintisnya 11 tahun lalu membuahkan hasil yang signifikan.

Setidaknya telah berhasil meramaikan dunia menulis Indonesia, dengan menghasilkan jebolan penulis-penulis baru dari KMD di era pendemi.

Pria sagitarius yang lahir pada 3 Desember 1980 ini adalah penulis, editor, motivator kepenulisan, konten kreatif dan pegiat literasi Sumatra Barat. Sebelumnya Muhammad Subhan juga dikenal sebagai seorang jurnalis.

“Saya lahir di Medan, karena ayah ibu tinggal di Medan dulu. Kelas 2 SD, dibawa ayah pulkam ke Lhokseumawe, Aceh Utara. Aceh kampung ayah. Lanjutkan SD di sana, terus SMP dan SMA. Kelas 3 SMA, mau tamat, ayah meninggal.” terang MS kepada redaksi asyikasyik.com yang menyelesaikan gelar sarjana sosial Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Imam Bonjol Padangpanjang, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

Sejak kelas 3 SD MS sudah rajin ke perpustakaan. Terus berlanjut ke SMP, MS akrab dengan Majalah Horison dan buku-buku terbitan Balai Pustaka. Di Bangku SMA wakil ketua OSIS dan Pemimpin Redaksi majalah sekolah yang terbit stensilan.