TRISIA CHANDRA meluncurkan buku puisi perdananya berjudul Nyanyian Sajak Cinta di acara Poetry In Action (PIA) Panggung Bundar Mingguraya, Banjarbaru pada Jumát (30/9/2022) malam . Buku yang merupakan persembahan cinta Trisia kepada ibundanya itu berisikan 84 halaman dengan 75 judul puisi.

Dalam buku tersebut Trisia menguraikan rindu yang kuat dalam bait-bait puisinya. Di antaranya berjudul: Nyanyian Sajak Cinta, Kasidah Rindu, Epitaf Rindu, Lelaki yang Datang Di Bulan Juni, Perempuan Berwajah Sembunyi dan Rembulan Itu, Ibu.

“Buku berjudul Nyanyian Sajak Cinta itu merupakan ribuan cinta yang tak dapat saya ukur dan menghitungnya dalam hidup, terutama cinta orang tua kepada saya selama ini. Sejak dalam kandungan, hingga saat ini berdiri di sini, yaitu kepada ibunda Fatimah Chandra,” ungkap Trisia Chandra di Panggung Bundar.

BAGI TRISIA, NYAYIAN SAJAK CINTA ADALAH perjalanan hidup yang diartikannya sebagai senandung cinta.

Kepada audiens Trisia mengaku bahwa ibundanya adalah bagian tunggal cintanya selama ini. Lewat buku puisi, Trisia mencoba menguraikan cintanya kepada ibunda. “Sekali lagi, saya ucapkan terimakasih kepada Mama. Selama ini mendukung Trisia dalam hidup,” ujarnya.

Bahkan, Trisia mendapatkan dorongan menulis itu dari sosok ibundanya selama ini, sehingga karya itu terus dilahirkannya sampai terbitlah buku tersebut. Sejak 2015, dia mengaku terus belajar menulis puisi hingga sekarang ini.

Trisia Chandra tampil memukau di Panggung Bundar Mingguraya

Pada kesempatan itu, turut hadir Kadisporabudpar Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie. Dirinya sangat mengapresiasi atas peluncuran buku puisi milik Trisia Chandra. Dengan adanya acara ini, menurutnya semakin meriah dunia kesenian di kota berjuluk idaman tersebut.

keluarga Chandra PATUT bangga memiliki sosok perempuan seperti Trisia Chandra KARENA kasih sayangnya tertuang di buku puisi.

“Selamat kepada ibu Trisia Chandra atas peluncuran bukunya, saya tidak lama mengenal beliau. Tetapi keluarga besar Chandra ini, sudah sejak lama saya kenal,” ucapnya. Bahkan lanjut Yani pihaknya mendukung setiap karya yang dihasilkan untuk pengembangan dunia seni di Banjarbaru. “Kami dari Disporabudpar Banjarbaru maupun Dewan Kesenian Banjarbaru selalu mendukung, apa yang dilakukan para pegiat seni sastra,” pungkasnya.

Pada momentum itu, Trisia berterimakasih atas dukungan dan dorongan selama ini kepada sang mentor atau guru sastra, yakni Ali Syamsudin Arsi dan HE Benyamine. Acara yang berdurasi kurang lebih tiga jam itu turut Dihadiri oleh Arsyad Indradi, Gusti Ardiansyah, Buya Al-Banjari, Sandi Firly, Hudan Nur dan lainnya.@

 

* Foto-foto dok. Yulian Manan