PROSES pembuatan film pendek “Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi” produksi asyikasyik.com terus berjalan. Setelah casting pemilihan pemeran Sapardi Djoko Damono yang akhirnya jatuh pada Hijromi Arijadi Putera, seniman asal Banjarmasin, pada 1 Februari 2022 dilakukan reading semua pemeran bertempat di Banjarbaru.
Syuting film yang diangkat dari cerpen karya Sandi Firly dengan judul yang sama ini direncanakan dimulai pada 11 Februari dengan mengambil setting sebagian besar di Kevin Kafe, Banjarbaru—yang merupakan salah satu pendukung film ini.
“Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Kami banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam pembuatan film ini,” ujar Hudan Nur, sang produser, Kamis (3/2/2022).
Dijelaskannya, film yang disutradarai Kin Muhammad ini dikerjakan dengan sistem crowdfunding, yakni membuka seluas-luasnya kepada semua pihak untuk turut serta dalam mendukung terwujudnya film “Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi”.
Hudan menyebutkan, film ini bergenre seni atau art film. Sebuah film independen yang ditujukan untuk menjadi karya artistik, eksperimental. Kendati demikian, ia meyakinkan film ini tidak hanya untuk kalangan tertentu saja yang mengejar nilai estetik, tapi juga bisa dinikmati dan menjadi tontonan masyarakat secara luas.
“Bahkan kami juga sudah mempersiapkan bagaimana film ini bisa diputar atau disaksikan para pelajar. Karena film ini juga membawa pesan literasi,” ujar perempuan penyair yang terpilih sebagai Duta Baca Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Banjarbaru ini.
Film “Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi”—yang cerpennya masuk dalam Buku Cerpen Pilihan KOMPAS 2019, bercerita tentang seorang pemuda penyair yang jatuh cinta kepada gadis kafe/bar, dan di tengah kecamuk perasaannya itu ia membayangkan sebuah pertemuan para penyair; Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Joko Pinurbo, dan mereka berdialog tentang cinta.
“Ceritanya menarik. Semoga nanti filmnya juga mampu memvisualkan semua unsur dan nilai estetis di dalam cerita itu,” harapnya.
Sejak persiapan yang dilakukan awal 2022, rencana pembuatan film ini ternyata menarik minat banyak pihak. Sejauh ini yang telah ikut berpartisipasi dan mendukung dalam prosesnya, di antaranya Komunitas Teras Puitika, kafe Point Culture (Banjarbaru), Pahlawan Kopi (Banjarmasin), Kevin Kafe (Banjarbaru), Epigraf (Banjarbaru), Rumah Oettara (Banjarbaru), Lima Serangkai (photographer dan filmmaker), OBO Music Production, MRP Digital Printing, dan Akademi Bangku Panjang Banjarbaru.
“Ya, kami banyak didukung para pemilik kafe, mungkin karena setting film sebagian besar di kafe. Tapi, ada juga yang mendukung secara perorangan, seperti Pak HR Budiman, Ketua Komisi 1 DPRD Banjarbaru. Terima kasih kepada beliau, karena peduli dengan anak-anak muda Banjarbaru dalam proses kreatif pembuatan film,” ucap Hudan Nur.
Selain itu, Hudan menyebutkan bahwa film ini juga mendapat dukungan Walikota Banjarbaru H Aditya Mufti Ariffin. “Saya dan kawan-kawan sudah bertemu dan berbicara dengan Walikota Banjarbaru. Beliau sangat menyambut positif dan mendukung film ini, bahkan rencananya beliau akan terlibat langsung di dalam film. Kita lihat saja nanti,” ucapnya sambil tersenyum.
Hudan mengaku senang dengan apresiasi dan dukungan banyak pihak terkait film produksi asyikasyik.com ini. “Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, semoga pembuatan film berjalan lancar. Dan kami masih terbuka kepada siapa saja yang ingin ikut terlibat dalam menyukseskan pembuatan film dengan system crowdfunding ini. Ayo, gabung,” ajaknya.@