PAMERAN tunggal adalah puncak kreativitas seorang seniman rupa. Apalagi pameran tunggal retrospektif yang membentangkan proses kreatif seorang seniman, dari masa-masa awal hingga kreativitas terakhirnya. Melalui pameran semacam ini seorang seniman rupa (perupa) dapat menampilkan dirinya secara utuh melalui karya (masa kreatifnya) yang panjang.

Tentu saja, karya-karya yang dipamerkan adalah karya pilihan yang dapat mewakili setiap periode berkaryanya. Dengan melihat ini, penikmat karya seni rupa dapat mengapresiasi secara utuh pula. Dengan ini kita dapat merefleksikan secara bersama peran seorang seniman dan karyanya di tengah-tengah masyarakat.

Rizali Noor adalah seorang perupa yang telah berkarya tidak kurang dari 40 tahun masa hidupnya. Tahun 1976 ia berangkat ke Jogja dan kuliah di IKIP, lalu kemudian pindah ke STSRI-ASRI tahun 1980. Tahun ’80-an ia pulang ke Banjarmasin dan mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk seni rupa (seni lukis) di Taman Budaya Kalimantan Selatan. Selain melukis ia juga mendedikasikan dirinya untuk seni lukis anak. Di (gedung) Bengkel Sanggar Sholihin ia mengajar anak-anak melukis, menggambar dan mewarnai. Bahkan hingga lewat masa pensiunnya beberapa tahun yang lalu, hingga kini, ia masih mengajar dan melukis.