Ketua Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan, Muslim Anang Abdullah resmi menutup pergelaran pameran ‘Bias Borneo’ di Taman Budaya Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin. Di penghujung acara,kegiatan berskala nasional ini pun dihadiri puluhan pelukis yang tengah berduduk di antara panitia Bias Borneo dan masing-masing menyampaikan uneg-uneg, rasa bersyukur serta harapannya untuk pameran ‘Bias Borneo’.
“Mohon maaf apabila ada perbuatan dan perkataan yang kurang berkenan, selama panitia menggelar pameran Bias Borneo ini. Terimakasih pula atas tenaga dan pikiran dari panitia, dengan ini resmi ditutup,” ucap Muslim Anang, Minggu (21/8/2022) sore.
Anang mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya pameran lukis berskala nasional ini, sehingga dapat berjalan lancar dan sukses. Pergelaran ini, menurutnya sukses karena berbarengan event lainnya di Taman Budaya Kalsel, maka antusiasme masyarakat berdatangan terus untuk melihat karya-karya pelukis di Indonesia.
Bahkan di akhir penutupan, Asyikasyik melihat langsung keinginan beberapa warga menunggu di depan pintu.
Usai penutupan, IPKS memutuskan untuk membolehkan para hadirin untuk melihat langsung karya-karya seni rupa tersebut.”Sebenarnya IPKS tidak pernah memandang kelompok-kelompok bagi siapapun itu. Kami berangggapan bahwa semua orang Kalsel ini adalah bagian dari IPKS,” kata perupa asal Banjarbaru itu.
Anang berkeinginan adanya IPKS ini dapat menyatukan seni rupa di daerah. Hal itu, kata dia, demi menyatukan persaudaraan dalam arti Banjarnya, yaitu badingsanakkan. “Itu demi menumbuhkan seni rupa di Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Linda, perupa asal Surabaya menyampaikan rasa terimakasih sejak awal hingga akhir pameran ini. Momentum itu, dia merasa ada keeratan dalam kebersamaan para pelukis yang turut menyukseskan agenda berskala nasional tersebut.
“Kemudian seru, tak terbayang saja ternyata keramahan serta antusiasme masyarakat Banjar ke pameran Bias Borneo,” ungkap Linda, matanya berkaca-kaca.
Bahkan, kata Linda, sebagian rekannya di Surabaya banyak sekali ingin melihat etalase pameran ini. Lewat potret yang dikirimkannya, kata dia, mereka sangat bangga dapat terpajang di pameran Bias Borneo, dan plus kehadiran masyarakat Banjar itu. “Pengunjungnya sangat luar biasa,” ujarnya.
Linda membandingkan dengan kondisi di wilayahnya sendiri, tak seantusiasme di tanah Banjar ini. Dengan kehadiran kalangan anak muda hingga kaum dewasa, dia melihat kesungguhan para pengunjung datang.
“Apalagi hari Sabtu kemarin, sampe membludak yang datang ke pameran ini,” ucap perempuan berambut pendek itu. Linda mengaku, potensi anak muda untuk mengapresiasi karya-karya seni rupa di daerah Kalimantan Selatan, cukup tinggi atensinya. Karena perdana, maka menurutnya sungguh sebuah keajaiban dalam pameran dengan banyak karya-karya yang ditampilkannya.
Di penghujung acara, panitia pelaksana Kris Imanu menyampaikan bahwa pertama kali karya-karya itu mendarat di rumahnya. Maka, dia melihat kualitas karya seni rupa di Indonesia sangat signifikan dalam pameran ini. “Dan sangat layak di dalam pameran Nasional,” tegasnya.
Kris bilang, pameran ini terbilang sukses dengan banyak hal di antaranya, yaitu keterlibatan pelukis, kehadiran pengunjung di masyarakat, hingga kedatangan kolektor. Dalam penurunan karya, dia menghimbau kepada para pelukis untuk melaporkan dirinya agar tercatat jika ingin mengambil karya miliknya sendiri. “Selepas acara dan penurunan karya, ada pembagian baju dan buku katalog,” tandasnya.@