Mungkin ada di antara Anda yang belum tahu sejarah Piala Suratin?

Piala Suratin adalah nama trofi yang diperebutkan dalam kompetisi sepak bola junior tingkat nasional. Seperti yang dilansir Wikipedia bahwa Ir. Soeratin Sosrosoegondo lahir di Yogyakarta, 17 Desember 1898–meninggal 1 Desember 1959.

Pada tahun 1930, Soeratin merintis organisasi sepak bola, sebagai realisasi konkret dari sumpah pemuda, nasionalisme itu ia kembangkan melalui olahraga yaitu sepakbola, Soeratin adalah seorang insinyur Indonesia. Ia juga adalah ketua umum PSSI periode 1930-1940. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama.

Soeratin lahir dari kalangan terpelajar. Ayahnya, R. Soesrosoegondo, guru pada Kweekschool (Sekolah Keguruan), menulis buku Bausastra Bahasa Jawi. Ibunya, R.A. Srie Woelan, adik kandung Dokter Soetomo, pendiri Budi Utomo.

Tamat dari Koningen Wilhelmina School di Jakarta, Soeratin belajar di Sekolah Teknik Tinggi di Hecklenburg, dekat Hamburg, Jerman, pada tahun 1920 dan lulus sebagai insinyur sipil pada tahun 1927. Pada 19 April 1930, beberapa tokoh dari berbagai kota berkumpul di Yogyakarta untuk mendirikan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Istilah “sepakraga” diganti dengan “sepak bola” dalam Kongres PSSI di Solo pada 1950.

PSSI kemudian melakukan kompetisi secara rutin sejak 1931, dan ada instruksi lisan yang diberikan kepada para pengurus, jika bertanding melawan klub Belanda tidak boleh kalah.

Soeratin menjadi ketua umum organisasi ini 11 kali berturut-turut. Setiap tahun ia terpilih kembali. Kegiatan mengurus PSSI menyebabkan Soeratin keluar dari perusahaan Belanda dan mendirikan usaha sendiri. Setelah Jepang menjajah Indonesia dan perang kemerdekaan terjadi, kehidupan Soeratin menjadi sangat sulit. Rumahnya diobrak-abrik Belanda.

PERSATUAN SEPAKBOLA BANJARBARU (PERSEBARU)

Pada malam yang lalu Tim Redaksi asyikasyik mengunjungi Markas Besar Persebaru yang letaknya berseberangan dengan McDonalds Banjarbaru. Di sana, para pemain dan 5 pelatih Persebaru berkumpul. Beruntung tim redaksi bisa bersitatap langsung dengan Rochi Putiray (Ketua Pelatih) didampingi Aples Gideon Tecuari (Asisten Pelatih), dan mengobrol banyak dengan Arief Gustara (Pelatih Fisik).

“Persebaru potensial dan memiliki peluang juara,” ungkap Arief Gustara yang sebelumnya juga pernah menjadi Pelatih Fisik Persib. Lanjut Arief menjelaskan sejauh ini hasil sesuai dengan apa yang dipersiapkan.

Arief mengaku membentuk fisik tim menjadi standar memerlukan program yang dilalui dalam periode tertentu sehingga muncul target dari role model yang bersinergi. “Kalau U-17 ke bawah yang terpenting sebenarnya adalah pengalaman bertanding. Kecuali sudah U-18, targetnya adalah kemenangan,” paparnya dengan senyum yang mengembang.

Facebook Comments