Merespon situasi pandemi saat ini adalah membaca peristiwa-peristiwa taktil yang kasat dalam pandangan jamak. Demikian dengan pencarian titik meditasi oleh Bottlesmoker lewat media tanaman melalui plantasynth yang bisa merangsang bebunyian tidak pernah terlintas dalam benak sebelumnya.
Anjuran bekerja dari rumah dan kebiasaan temu–tatap lewat virtual dalam ruang zoom membuat orang-orang jenuh, sementara aktivitas ke luar dibatasi. Berangkat dari kebiasaan adaptif dari pandemi-covid 19 Anggung Suherman (AS) dan Ryan Anjani (RA) menemukan ide, media untuk meditasi lewat tanaman.
Cerita tentang peradaban masyarakat Sunda, Jawa dan Bali yang melakukan perlakukan khusus terhadap tanaman padi dan memunculkan personifikasi Dewi Sri melatari riset AS dan RA untuk eksplorasi meditasi. Mitologi dua dewi yang lahir dari sebuah persaingan dan perjalanan sengit, antara padi dan intan sangat lekat dengan ingatan yang dituturkan para tetua kepada anak-anaknya. Takdir padi yang muncul di permukaan dan intan tersembunyi di perut bumi akhirnya membuat kebiasaan lewat kultul yang sakral. Padi ditaruh di tempat khusus dan ketika menanampun melewati prosesi bebacaan, doa-doa agar tanaman bisa berkembang dengan baik.
Energi bertumbuhkembangnya tanaman lewat doa telah menjadi kultur yang diyakini memberi frekuensi positif. Pancaran suara yang disampaikan lewat doa-doa yang diamini berhasil mewujudkan keinginan para pelantun doa. Prosesi ini berlanjut dan adaptif terhadap tanaman lain, tidak hanya padi. Tanaman yang tumbuh di sekitar tidak hanya didoakan saat menyemai, tetapi saat muncul tunas dan beranjak tumbuh diajak mengobrol layaknya anggota keluarga, bahkan sesekali dinyanyikan layaknya meninabobokan anak sendiri.
1/
Merawat tanaman untuk menghalau suntuk di rumah selama kebiasaan baru menjadi tren menjamur di Indonesia sekarang ini. Demikian pula dengan upaya yang dilakukan AS dan RA untuk mencapai titik meditasi lewat media tanaman melahirkan karya pertunjukan Tanaman, Bebunyian, dan Meditasi pada ICAS – Fest 2020, yang ditayangkan live streaming lewat YouTube (03/11/2020).
Pertunjukan yang berdurasi 12 menit menampilkan Bottlesmoker–merupakan kolaborasi musik eletronik dari AS dan RA yang keduanya berlatarbelakang produser musik dan dosen. Mereka menghubungkan tanaman dengan synthesizer dengan alat yang mereka namai plantasynth. Alat tersebut ditempelkan pada bagian tertentu, seperti helai daun untuk mentransfer biodata tanaman yang diterjemahkan menjadi midi notes untuk memainkan penyintesis.
Synthesizer atau penyintesis yang dikenal sebagai perangkat kibor untuk produksi suara dalam wujud gelombang suara mengirimkan kepada pembangkit suara, dalam hal ini adalah tanaman yang menjadi objeknya. Penyintesis memungkinkan penggunanya–Bottlesmoker untuk memadupadankan karakteristik suara seperti volume, tinggi–rendahnya nada, dan warna suara itu sendiri.
2/
Ketertarikan AS dan RA berawal saat bertemu tim plantica (inkubator tanaman) yang terlebih dahulu fokus pada pengeksporasian tanaman untuk seni. Berbeda dengan tim plantica yang menitikberatkan desain interior dan instlasi tanaman, keduanya justru tertarik untuk meresponnya menjadi objek untuk eksplorasi tanaman.
Proses yang dikerjakan bersama tim plantica selama kurang lebih satu bulan tersebut, pertama kali dipresentasikan dan diuji pada 10 Oktober 2020 di Goethe Intitute Bandung.
Bottlessmoker mencoba mencari nada-nada acak yang ditimbulkan oleh tanaman lewat plantasynth berhasil membuat takjub. Sebab dari nada acak yang dihasilkan tanaman tersebut tersusunlah nada-nada yang khas dan dapat dipakai untuk meditasi. Suspensi dari perangsang bebunyian yang dibuat tidak lain untuk mencapai titik meditasi. Alunan nada yang dipertunjukkan dengan pemandangan tanaman berjenis dedaunan di atas panggung merupakan pandangan untuk mencapai titik semadi untuk relaksasi. Mengolah meditasi dengan konsentrasi penuh lewat pertunjukan Bottlesmoker melerai anggapan bahwa pandemi telah menikam kreativitas. Anggapan ini kandas setelah tanaman jenis dedaunan menjadi sesuatu yang lux dan digarap menjadi karya mumpuni.
3/
AS dan RA yang kerap disapa Angkuy dan Nobie sebelumnya pernah mengadaptasi pola musik yang bisa memicu peningkatan untuk pertumbuhan tanaman, kesuburan, warna daun, dan sebagainya lewat konser Plantasia. Menonton pertunjukan musik Bottlesmoker dari panggung ICAS-Fest 2020 yang memperkenalkan plantasynth untuk menerjemahkan biodata tanaman seperti kandungan air, kelembaban tanah, dan seterusnya menjadi midi file yang bisa merangsang bunyi-bunyi.
Ada bentuk repertoar–komposisi musik yang menjadi catatan penting di sini. Pertama; alam yang dielaborasi dengan tempo lambat, suasana hening, dan sound sayup. Kedua; tanah dengan mood musik dinamis, tempo sedang, dan frekuensi rendah. Ketiga; daun dengan tempo slow (turun), mood mengawang dengan sound frekuensi tinggi. Keempat; batu mood musik tenang, tempo slow dengan suasana alam arpeggio pads synth yang dimainkan satu persatu dengan tempo yang sama secara berurutan.
Tanaman yang memiliki sensitivitas tinggi bisa merespon banyak hal termasuk musik, di sini yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Bottlesmoker hanya fokus kepada tanaman berjenis dedaunan saja? Bagaimana dengan energi tanaman lain seperti bunga-bunga menyampaikan frekuensinya? Adakah perbedaan getaran dari frekeunsi dari kelopak bunga yang kuncup, mekar, dan layu? Apakah juga bisa menghasilkan titik untuk meditasi?
Akhirnya, pandemi menyadarkan bahwa sesuatu yang taktil–luput dari keterbacaan kita adalah anugerah untuk lebih peka terhadap seisi alam–sesama makhluk seperti Bottlesmoker menerjemahkan biodata tanaman lewat midi notes. Pejamkan matamu, dengar–resapi Bottlesmoker bekerja untuk menghasilkan suara tanaman. Tarik nafasmu! Tarik! Lepaskan.@
Banjarbaru, November 2020