AKU MELIHAT NAMAMU
pada rintik hujan musim kedua
namamu menjelma dingin
yang menyelimuti tubuhku
tapi aku tak mampu menyentuhnya
bahkan saat kubaca namamu
seluruhnya semakin semu
dunia menjadi tubuhmu yang buram
dan pada lembutnya aku menitip khayal.
Lubtara, 2020
SEJAK MALAM DATANG
sejak malam datang
rembulan terbit di matamu
menyinari gelap mimpiku
sampai angin tak mengenal dingin
hingga cahaya tak mengenal bayang
lalu kelam tumbuh berbuah angan
berayun-ayun menjelma kesepian.
di malam gelap ini
barangkali tuhan sedang ketakutan
melihat silau wajahmu lewat mataku
dan aku menjadi kasihan
melihatmu terbenam di masa silam.
Lubtara, 2020