WALI KOTA Banjarbaru, H.M Aditya Mufti Ariffin membuka Festival Film Pelajar Banjarbaru (FFPB) bersama sejumlah siswa dan guru di Misbar Taman RTH, Kota Banjarbaru. Memutar 6 tayangan film pelajar milik SMA/SMK yang rata-rata meraih juara Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), di sesi pertama berlangsung sejak 6-19 Maret 2023.
Ada 6 film dari 3 sekolah pada sesi pertama yang meramaikan Bioskop Misbar yaitu; SMK Telkom Banjarbaru, SMAN 1 Banjarbaru, dan SMAN 4 Banjarbaru. Kemudian nanti disusul SMKN 1 Banjarbaru, SMKN 2 Banjarbaru, dan SMAN 3 Banjarbaru.
Film Delusi dan Mawar SMK Telkom Banjarbaru
Cerita film berjudul Delusi mengangkat cerita tentang seorang siswa yang tertekan karena kondisi lingkungannya, baik dari pihak sekolah dan keluarganya sendiri. Akhirnya, siswa bernama Adit mengalami gangguan mental yang sulit dirasakannya sehari-hari, namun kehadiran dua sahabat selalu hadir. Adapun, cerita film berjudul Mawar memiliki latar kisah horor dibalut dengan nuansa komedi yang cukup tragis, sehingga memberi pesan bahwa iri dengki, kecemburuan dan sebagainya adalah tindakan yang harus dijauhi agar menjadi manusia terhomat.
“Kita berharap, Festival Film Pelajar di Kota Banjarbaru menjadi ajang yang bergengsi nantinya, apalagi bakal ditayangkan oleh KompasTV. Dan saya hormati kepada masyarakat yang menonton, serta para kepala dinas dan pihak Akademi Bangku Panjang,” ucap Aditya Mufti kepada Asyikasyik.com, Senin (6/3/2023) malam.
Dalam sambutan, Aditya menyebut film merupakan salah satu dari 17 sektor ekonomi kreatif (Ekraf). Selain itu, menurutnya menjadi sektor pengembangan pendidikan, entah sebagai sarana informasi yang kritis dan ekspresif.
Wali Kota Banjarbaru, HM. Aditya Mufti Ariffin
“Dan tentunya menjadi sarana pengembangan diri dan kelompok, serta kemajuan dalam budaya,” tutur Aditya, berkaos hitam itu.
Dengan begitu, Aditya berharap adanya Festival Film Pelajar ini dapat mendorong lebih jauh lagi dalam menciptakan ruang kreatif di kota berjuluk idaman tersebut. Dalam kesempatan itu, dia mendukung agar FFP ini terus terlaksana setiap tahunnya.
“Layaknya apa yang disampaikan oleh Pak HE Benyamine bahwa kita memiliki sarana yang menunjang dalam meningkatkan ekonomi kreatif. Wadah ini sebagai sarana dan ruang kreasi anak muda,” ungkap Aditya, penuh semangat.
Kata Aditya, banyak tempat yang mampu dikembangkan oleh kawula muda dalam mengekspresikan dirinya, seperti Misbar, Mess L, lapangan Murdjani dan sebagainya. Dalam hal itu, dia berpandangan menjadi sektor unggulan dalam ekonomi kreatif di Banjarbaru.