Pernah ke Rumah Limbah Banjarbaru? Berlokasi di Jalan Kebun Karet Gang Jolali RT 18 RW 07 Loktabat Utara, Banjarbaru Utara dengan luas area 20×25 meter. Sejak lama, daerah ini dikenal sebagai penghasil sayur. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan bertukang. Bahkan di seberang basecamp Rumah Limbah sendiri adalah hamparan kebun bayam, kangkung, dan kemangi yang luas.

Tidak jauh dari kebun tersebut, helat beberapa rumah ada pabrik tahu pong yang terkenal. Seberang pabrik tahu ada industri rumah pembuatan tempe. Samping pabrik tahu pong, dihelat lahan kosong yang ditumbuhi pohon pisang ada peternakan itik yang dikelola secara tradisional.

KUNJUNGAN WALI KOTA BANJARBARU

Hal menarik lain yang mendapat atensi sekaligus apresiasi adalah pengolahan minyak kelapa. Sejauh ini, di Gang Jolali telah ada pembuatan minyak kelapa di rumah-rumah warga setempat. Ada beberapa rumah, ibu-ibu ngumpul membuat minyak kelapa. Selain minyak kelapa, perahan santan kelapa dijadikan lalaan (cocolan khas Banjar) jengkol, dan sambal kelapa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Parutan kelapa yang sudah diperah santannya diolah menjadi cemilan dengan cita rasa klasik.

Hari ini, 3/3 Wali Kota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin meninjau langsung Rumah Limbah didampingi Kepala Dinas LH Sirajoni, Kepala Bappeda Kanafi, Kepala Dinas Arsip dan Pustarda Mahrufin, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (Kadisperkim) Muriani, Kepala Disporabudpar A Yani Makkie, Kepala Dinas Perdagangan Abdul Basid, Kepala Dinas PUPR Eka Yuliesda, Camat Banjarbaru Utara, Lurah Loktabat Utara, Babinsa, Bhabinkamtibmas. Hadir juga sejumlah LKP, SKB Banjarbaru Khurin, Penyuluh, Ibu-ibu PKK Lokut, dan Tim Promosi Minat Baca Darpusda.

Selain pembuatan minyak kelapa, kegiatan lain yang mendapat perhatian adalah pengolahan kursi, meja, tumpakan, relief-relief yang berbahan sampah non organik yaitu botol, kantong kresek, dan kain bekas. Pembuatan kursi dari bahan botol lalu dibaluri semen yang dicampur kain belum ada di Indonesia. Ini terobosan baru yang dikembangkan oleh Pa Aan untuk mendaur ulang bahan bekas menjadi bernilai.

Sebelumnya Pa Aan yang menjadi instruktur keterampilan daur ulang pernah membuat mushola berbahan botol. Bahkan pagar rumahnya sendiri dibuat dari botol bekas. Menurutnya bahan berbahan plastik tanah lama, tanah pun memerlukan waktu lebih seratus tahun untuk mengurainya. “Bahan plastik ini lebih tahan lama ketimbang kayu,” paparnya kepada asyikasyik.

Wali Kota Banjarbaru, Aditya dalam sambutannya mendukung kegiatan di Rumah Limbah

Bahkan, menggenapkan bantuan yang sebelumnya diterima oleh Rumah Limbah 20 juta rupiah. Wali Kota Banjarbaru mendukung Rumah Limbah dengan bantuan tambahan dari CSR Bank Kalsel sejumlah 30 juta rupiah. “Biar genap 50 juta, ditambah lagi 30 juta membantu pembelian alat-alat produksi dan lain-lain” terang Aditya disambut riuh tepuk tangan yang hadir.

Wali Kota Banjarbaru juga berpesan kepada instansi dan undangan yang hadir untuk membeli, mengapresiasi produk rumah limbah karena harga juga bersahabat. Satu set meja kursi dibandrol mulai 300ribu rupiah, 4 kursi satu meja. “Saya mesan 10 set yang nantinya akan digunakan di Mess L, mudah-mudahan ke depannya produksi ramah lingkungan ini bisa berkembang baik lagi” pungkas Wali Kota.

rumah limbah juga dilengkapi dengan pojok baca hasil dukungan sinergitas literasi dengan darpusda

KEGIATAN PELATIHAN

Setiap senin, rabu, dan jumat di Rumah Limbah memberikan pelatihan keterampilan untuk warga setempat. Pelatihan berupa membuat ukiran bonsai kelapa, relief-relief taman, kolam kecil taman berbahan styrofoam bekas. Sebagai informasi, awal dari Rumah Limbah adalah Komunitas seminat yaitu bonsai kelapa yang hits di tengah pandemi. Hanya saja yang membuatnya berbeda dari bonsai kelapa lain di Indonesia adalah ukiran karakter berbahan sabut kelapa, kokopit (serbuk sabut kelapa yang dihaluskan). Sebagian besar bentukan karakter yang dibuat adalah karakter binatang.

Selain itu ada pelatihan membuat tempurung kelapa menjadi olahan multifungsi, seperti; asbak, cangkir, hiasan meja, dan lain-lain. Sekretaris Rumah Limbah, Bu Eet menyampaikan sepekan yang lalu pemuda(i) Tabalong residensi di Rumah Limbah. “Ada 6 orang, 3 laki-laki dan 3 perempuan yang resisdensi keterampilan di Rumah Limbah. Kebetulah mereka habis mengikuti kegiatan pelatihan di Banjarmasin. 4 Hari mereka belajar keterampilan yang ada di Rumah Limbah,” terangnya penuh semangat.

Ke depannya, Bu Eet akan berkolaborasi dengan Darpusda untuk membuat pelatihan komputer gratis untuk warga Banjarbaru dengan kuota banyak. “Pa Alwi Jikamaka Tabalong banyak memberi imun untuk kegiatan inovatif selain keterampilan yang dimiliki Rumah Limbah,”pungkasnya.

Ke depannya dalam waktu dekat Rumah Limbah akan membuat merchandise Banjarbaru dari tempurung kelapa sebagai ikon khas Banjarbaru. Mau tahu garapan mereka apa saja, yuk kepoin Rumah Limbah, datang ke Jalan Kebun Karet! Ditunggu!@

Foto-foto dokumentasi : Syakir dan YÓngo