SEBELUM konser mini dilangsungkan, vokalis Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa dikenal juga dengan nama Noe Letto berdiskusi dengan sejumlah pegiat literasi di Pahlawan Kopi, Kampung Melayu, Kota Banjarmasin, Sabtu (17/9/2022).

Dengan tajuk “Bincang Sore” dan dipandu Sandi Firly (pengelola asyikasyik.com), obrolan sore itu berlangsung seru. Seperti biasa, banyak pemikiran dan perspektif dari Sabrang yang mengejutkan dan memberikan wawasan.

Mulai dari soal makna kesuksesan serta kegagalan, pendidikan, hingga ranah filsafat. Semua menjadi perbincangan menarik di sore itu.

Menurut Sabrang, dalam menjalani rutinitas kehidupan ada dua hal yang mesti dipahami. Yakni yang bersifat project dan bersifat maintenance. “Yang bersifat project itu ada jangka waktunya. Misalnya pekerjaan, atau membangun rumah yang punya target harus diselesaikan. Sementara maintenance, itu tidak ada batas waktunya, terus menerus, seperti olahraga untuk menjaga kesehatan. Atau beribadah setiap hari yang itu juga tidak ada batas selesainya,” jelasnya.

Menurut putra Emha Ainun Najib ini, maka manusia sebaiknya lebih banyak memfokuskan dirinya pada hal-hal yang bersifat maintenance.

Sabrang yang pernah menempuh pendidikan di University of Alberta, Kanada, dengan mengambil tiga jurusan sekaligus, yakni Matematika, Fisika, dan Psikologi ini juga banyak mengkritik sistem pendidikan, yang sejak dulu mencetak manusia yang nilai kompetensinya terhadap suatu bidang hanya ditentukan dengan selembar ijazah.

“Memang itu tidak sepenuhnya salah, karena memang diperlukan oleh penerima tenaga kerja untuk menyaring dari sekian banyak calon pelamar kerja. Tetapi sistem pendidikan masih belum mampu sepenuhnya menghasilkan mereka yang benar-benar kompenten pada suatu bidang khusus,” cetus Sabrang yang saat ini juga sedang mengerjakan project di bidang pendidikan berbasis digital, yakni Symbolic ID.

Symbolic ID sebuah platform media sosial yang mencoba mendobrak kebiasaan bermedia sosial di Indonesia dengan menawarkan media sosial berbasis literasi, pendidikan, dan menjadi sebuah ruang belajar bersama.

(Para pesera diskusi literasi menyimak paparan Noe Letto)

Didirikan sejak 2020, Symbolic ID yang berlokasi di Yogyakarta ini bertujuan meningkatkan pengetahuan personal serta komunal.