ASYIKASYIK.COM – Waktu itu kayaknya masih sekolah SD, dan tayang di RCTI pukul 11.00. Sesudah P-Man dan Ninja Hatori. Masa di mana bangun pagi di hari sekolah begitu Masya Allah, tapi di hari Minggu ikhlas tiada tara. Nah, Wiro Sableng menjadi tontonan wajib sebelum semua kartun anak-anak berakhir pukul 12.00.
Alhasil, doktrin Wiro Sableng yang ditayangkan rutin seminggu sekali membuat kami generasi 90’an hafiz lirik lagunya. Disentil dikit aja ujungnya, udah bisa nyambungin sambil nyanyi hingga lirik penghabisan. Soundtrack Wiro Sableng terlanjur nancap di otak kami generasi ’90 an dan senantiasa terniang-niang.
Visual jurus-jurusnya yang kocak membuat kami tertawa. Jurus Kunyuk Melempar Buah, misalnya. Ditambah tawa khas. Memori-memori itu terbongkar lagi Pasca Lifelike Pictures bersama Falcon Sinema memastikan Wiro Sableng Pendekar Kapak Sakti Naga Geni 212 The Movie tayang 30 Agustus ini di bioskop kesayangan anda. Yah, jadi promo deh.
Emang gak bisa dipungkiri, ya. Sepanjang jejak rekam digital yang saya analisis di media internet, film Wiro Sableng The Movie mempunyai promosi dengan budget gila-gilaan, dan cukup sableng saya kira. Benar-benar sableng. Mulai dari proses syuting Behind The Scene (BTS) setahun lalu. Teaser rilis yang ditonton jutaan jamaah yutubiah. Official trailer, official t-shirt, buku, VCD BTS, sampai ke wafer Kitkat. Ya Tuhan.., itu wafer lho. Produk makanan.
Terbayang gak sih berapa afiliasi deal di belakang promo ini semua. Ini film pertama yang saya kira promonya sampai ke produk wafer. Ini belum masuk pembahasan Wiro Sableng menjadi hero dalam game AOV oleh Develop Garena. Belum. Dan sampai tulisan ini ditayangkan, filmnya belum tayang, masih coming soon, Gila, gak tuh!
Peran media digital sangat diperhitungkan oleh tim dan dimanajemeni dengan solid. Terbukti, H-30 penayangan, Vino G Sabstian dan kawan-kawan tak kurang dari 30 kali jumpa fans. Siaran online dan offline, quiz dan pembagian souvenir, ada goody bag official, menjadi trending di beberapa portal berita, dan masih terus terjadwal sampai jelang penayangan. Dan film ini dibahas hampir semua pengamat karya baik bidang visual mau pun dari sudut kekayaan intelektual. Sableng!
Biaya produksi untuk film fiksi yang diangkat dari novel Sebastian Tito ini, US$ 3 juta atau setara dengan Rp 40 miliar. Memang belum sebanding dengan hollywood tapi mendekati. Secara, Life Pictures produsen di bawah Fox Century andil dalam pembuatannya. Kebayang gak, sih, sewaktu di bioskop kita nonton film Indonesia disambut dengan layar 20th diiringi bunyi terompet: tet teret tereret teret jeng jeng jeng, teret reret, jeng jeng, tereret , jeng jeng jereng, torererot…. Tuh, kebayang, kan!
Saya sih gak muluk-muluk soal film. Hiperbola promosi terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi. Meski saat menonton trailer resmi sudah membuat saya terpukau dengan cinematiknya. Tapi tak ada salahnya jika sedari dini kita mengapresiasi. Sembari saya berharap, dan menahan beban betapa di hari tayang saya diminta untuk meninggalkan segala kesibukan demi menonton film ini karena di-booking istri. @