PUNCAK Malam Anugerah SMANSA Movie Award Festival (SMAFEST) 2023 berlangsung meriah di Bioskop Misbar Banjarbaru, pada Sabtu (8/7/2023) malam. Sederet film pelajar SMAN 1 Banjarbaru yang telah menayangkan 24 film dalam kurun waktu sepekan berjalan lancar.
24 film tersebut yaitu Bersyukur (Indigenous Production), Pananggal (Ivaliost), Infinite (Geost), Parastra (K2 Entertaiment), Dendam (Airevenge), Tamak (Anargya), Pilihan Panggeh (Amazure Production), Inaudible; Tak Terdengar (Akoustos), Hampa (DNA Production), Kelakar (Son Production), Memori (Fincoropus Production).
Kemudian, Renung (Gorgenais), Mimpi (Chaca Pictures), Belenggu Bhama (Amazure Production), Pamit (Worlkes), 3 (Tiga Pictures), Kenopsia (IV Production), Pali (Trinity Production), Pantangan (FD Pictures), Gamers (Catalist), 13 (Geost), Akum; Sebuah Rasa yang Terpendam (Amazure Production), Semu (Nawasena Production) dan Mengagumi (Cygrion).
Kepala Sekolah SMA 1 Negeri Kota Banjarbaru, Finna Rahmiati menyampaikan malam anugerah ini merupakan hari kebanggaan semua pihak, baik guru dan siswa dari pelajar yang memiliki kemampuan hebat di bidang perfilman.
“Lewat momentum SMAFEST 2023 malam ini, Misbar Banjarbaru menjadi milik kita,” ucap Finna, saat memberi sambutannya.
Menurut Finna, bakat membuat film ini sangat luar biasa dan perlu bimbingan serius ke depannya. Sehingga, pelajar perlu terus mengasah kemampuannya untuk menghasilkan karya-karya film yang bagus. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung SMAFEST 2023.
terima kasih dukungan dari Misbar Banjarbaru, Dinas Pendidikan, Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Disporabudpar Banjarbaru
“Terima kasih juga kepada seluruh panitia SMAFEST 2023 yang luar biasa menggelar acara ini. Sungguh keren sekali,” tambah Finna.
KELAS AKTOR
Koordinator Dewan Juri, Hudan Nur menyebut film-film yang dibuat oleh pelajar SMAN 1 Banjarbaru ini menjadi barometer di Kalimantan Selatan hasil tangan dingin Rory Aksara, guru Bahasa Indonesia SMANSA. Dan Aktor serta aktris terbaik pada ajang SMAFEST nantinya akan dihadirkan dalam program Ngopi di Stasiun TVRI Kalsel.
“Jadi, aktor dan aktris terbaik bakal diundang ke acara program Ngopi TVRI. Selain itu, kita mau ke depannya lagi ada pelatihan khusus keaktoran,” kata Hudan.
Hudan juga menyebut ada banyak catatan dewan juri terkait keaktoran. Maka nantinya akan digelar pembinaan khusus lewat Sanggar CL455IC yang akan dimentori Yulian Manan.
Juri kedua, Yulian Manan mengungkapkan semua pelajar yang terlibat dalam acara ini hebat-hebat. Sebab, menurutnya tak mudah bisa merilis 24 film sekaligus dari satu sekolah.
“Saya bangga, teman-teman yang terlibat memiliki mental yang kuat dan mampu memerankan akting dalam film itu,” ungkap Yulian, di atas panggung.
Menurut Yulian, peran itu harus didalami lagi agar membentuk karakter seorang aktor dalam film. Baginya, keaktoran saat ini telah berkembang, bahkan pemeran dalam membawakan sebuah karakter harus lebih luwes dan santai agar tidak kaku lagi dalam memerankan karakternya.
Sementara juri ketiga, Kin Muhammad memandang film terbaik dari Pananggal itu sudah keren, namun andaikata bisa dipoles lagi maka akan sempurna. Bahkan, menurutnya dapat mengikuti ke kancah festival film nasional.
“Secara logika, memang masih ada yang kurang. Penguatan script (naskah) harus dipelajari lagi,” ungkap Kin.
Dalam Penanggal, film terbaik SMAFEST, Kin melihat sisi horornya cukup menghadirkan nuansa mengerikan dan rasa takut. Dia menilai warna yang ditampilkan dalam layar pun cukup kuat, hanya saja sebagian cerita lain belum mendukung sepenuhnya.
Shifa Meidina, salah satu nomine aktris terbaik, pelajar kelas XII MIPA 2 dalam film Pananggal yang mengangkat ritual kuyang mitologi khas Kalimantan. Di film itu, Shifa menyalakan lilin dengan nuansa kamar serba merah, nampak gelap disisipi musik seram. Di sana, dia berdandan dengan wajah datar menatap lurus, dan seolah dimake-up oleh orang lain padahal dirinya sendiri.
“Ada sedikit kesulitan, namun berjalan lancar. Karena kami memerankan di luar naskah, banyak spontannya. Banyak improvisasi,” ujar Syifa.
Shifa mengaku dua kali take video dalam proses syutting itu. Kepada Asyikaysik, dia bercerita bahwa latar belakang kisahnya diangkat dari cerita rakyat di Kalimantan Selatan, yaitu kuyang.
“Dalam tayangan itu, kami tengah mengerjakan tugas kelompok di rumah. Sewaktu ke dapur, temannya melihat ada goresan luka di lehernya,” kata Shifa.
Sebenarnya, Shifa mengungkapkan garis di lehernya itu adalah bekas ingin bunuh diri. Karena, dia menjelaskan kisah seorang siswa yang mengalami gangguan mental atau stress yang berkepanjangan.
“Ini mengangkat kisah dari fenomena anak remaja yang depresi. Dan dikemas dalam nilai kultural di Kalsel, yang identiknya itu kuyang. Sebab itulah, film ini menggunakan bahasa Banjar,” tandasnya.
Adapun para pemenang SMAFEST sebagai berikut; Aktor Terbaik; M. Nur Irfansyah, Aktris Terbaik; Salsabila Dita Sapari, Pemeran Pendukung Terbaik; Rizqa Irma Rahmayani. Sementara, film terbaik dimenangkan oleh Pananggal (Juara Pertama), Pilihan Panggeh (Juara Kedua), dan Belenggu Bhama (Juara Ketiga), Film Terfavorit Tamak (Anargya Production).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, TVRI Kalsel, Pegiat Kebudayaan Kementrian Kebudayaan, Kepala Disporabudpar Banjarbaru dan dewan guru, serta ratusan pelajar SMAN 1 Banjarbaru.