DINAS Pemberdayaan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB) Kota Banjarbaru menggelar pelayanan Keluarga Berencana (KB) baru MKJP (Implant 1 Batang) se-Kota Banjarbaru di Balai Penyuluh KB, Jalan Palam Raya, Kota Banjarbaru.

Kegiatan ini dalam upaya peningkatan capaian indikator sasaran KB. Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Ramlan menuturkan jumlah penduduk di Banjarbaru meningkat karena migrasi, bukan lantaran tingkat pertumbuhan yang diakibatkan oleh ibu hamil. Di nasional, dia menyebut angka kelahiran anak di Indonesia kini 2,14%.

“Dari target kita 2,1%. Di Banjarbaru sudah mencapai dan kita berhasil menekan angka itu,” ucap Ramlan seusai kegiatan, Senin (26/2/2024) pagi.

Di Kalimantan Selatan, Ramlan menyebut jumlah anak dari rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada masa akhir reproduksinya atau Total Fertility Rate (TFR) berkisar 2,34%. Dia ingin setiap ibu rumah tangga (IRT) hanya cukup melahirkan 2 anak saja.

“Kalau pun lahirnya tiga anak, itu lantaran kasusnya terkait kehamilan yang tak diinginkan. Artinya, mereka ini sebenarnya senang suntik dan piil,” jelas Ramlan.

Ramlan menerangkan, kelemahannya memang saat IRT yang telah disuntik itu selama tiga bulan maka tidak ada lagi khasiat obatnya. Dia menilai kebablasan seorang ibu hamil karena lupa melakukan cek up ke pihak Balai Penyuluh KB.

“Kita masih mengejar program implant 1 batang secara bertahap dan jangka panjang. Kita masih 9,7% melakukannya,” beber dia.

Di Banjarbaru, Ramlan menyebut telah menargetkan 200 orang per 1 batang implant. Artinya, se-Kalsel mencapai 2600 pil batang yang harus disalurkan ke IRT.

Ramlan mengaku, Kalsel masih terendah se-Indonesia. Sebab itulah, pihak BKKBN Kalimantan Selatan tengah menggenjot ke sejumlah pemerintah daerah.

Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk pencanangan program penyuluh KB terkait 1 batang implant. Dia menginginkan gerakan ini diikuti oleh masyarakat Banjarbaru dalam mendorong program BKKBN.

“Sehingga kita dapat menekan angka pertumbuhan penduduk di Banjarbaru. Pada hakekatnya, selain mengurangi jumlah penduduk juga terkait mendorong bagaimana masyarakat dapat fokus bekerja. Jadi, dua anak cukup,” tegas Aditya.

Aditya berharap, program ini berhasil dalam mendorong kesejahteraan masyarakat Banjarbaru. Sehingga warganya dapat bahagia, serta mewujudkan kesejahteraan istri dan anak.

Kepala DP3APMP2KB Banjarbaru Puspa Kencana menjelaskan, berdasarkan pemukhtahiran pendataan keluarga, data ibu hamil berkisar usia 15-49 tahun. Dalam mengikuti program itu, dia menyebut presentasinya di Banjarbaru sebesar 13,1%.

“Banjarbaru penyumbang aktif terkait penyuluh KB, sebesar 13,1%. Tahun sebelumnya cuma 11,3% dan kini meningkat. Kita harapkan terus meningkat agar menekan angka penduduk di kota ini,” pungkasnya.@