WALI Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin menilai keberhasilan Kampung Kopi yang sukses dipasarkan ke luar negeri merupakan bagian program RT Mandiri pada Pokmas Banjarbaru Selatan. Terlebih, Kampung Kopi ini diinisiasi akan digenjot menjadi “Banjarbaru Sejuta Kopi”.

“Salah satu keberhasilan dari program RT Mandiri pada Pokmas Banjarbaru Selatan, yaitu Kampung Kopi. Mereka berhasil mengekspor kopi ke luar negeri,” ucap Aditya kepada Asyikasyik, Selasa (13/6/2023) siang.

Ketua Pokmas Kampung Kopi, Dwi Putra Kurniawan berinteraksi dengan Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin di Kantor Kecamatan Banjarbaru Selatan.

Bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Aditya membuat program Banjarbaru Sejuta Kopi. Menurutnya, animo masyarakat terhadap kopi ini sangat tinggi di kota idaman tersebut.

Aditya melihat penikmat kopi yang sangat menjamur di Banjarbaru, sehingga pemasaran kopi meningkat terhadap orderan ditingkat lokal sampai di luar negeri.

Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Kampung Kopi, Dwi Putra Kurniawan menjelaskan kedatangan Wali Kota Banjarbaru bersama pimpinan BPKP pada 23 November 2022 lalu, hadir menengok kediaman usahanya, serta mempelajari produksi kopi di Jalan Sidodadi 2, Kelurahan Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru.

7 bulan lalu, Dwi mendengarkan bahwa Wali Kota Banjarbaru bersama Kepala BPKP Kalimantan Selatan telah rapat dengan Presiden Joko Widodo untuk mengintruksikan seluruh kepala daerah agar mendorong keunggulan kotanya tersebut.

Terlebih, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan itu menyebut dari sisi ekonomisnya.

“Lalu, Bapak Aditya Mufti Ariffin meminta kopi sebagai ikonik Kota Banjarbaru. Awalnya belum ada roadmap, kita susun sekitar satu bulan akhirnya dapat,” ujarnya.

Dwi menyebut Banjarbaru Sejuta Kopi ini dilihat dari jumlah tanaman kopinya, sehingga nanti bakal menampilkan ditiap sisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sudut kota.

Hal itu, dia mengaku sudah mendapatkan izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru, bahkan melakukan survey di lapangan.

Dengan begitu, Dwi memperkirakan nanti jumlahnya sebanyak 1000 ton kopi yang diproduksi oleh petani. Dia berharap, tujuan itu juga dapat menghasilkan pendapatan masyarakat Banjarbaru ditingkat RT.

“Selama ini RTH kan tidak berdampak secara ekonomis di masyarakat. Nanti, RTH itu ditanami tanaman kopi tanpa merubah konsep yang ada, namun berdampak ke masyarakat,” tegas Dwi, Owner Biji Kopi.

Dalam program RT Mandiri ini, Dwi menyampaikan hasil produksi kopinya dapat dinikmati setelah 2 tahun kemudian. Dia pun mengatakan, sesudah launching Banjarbaru Sejuta Kopi maka pihaknya baru bisa melaksanakan tahapan menanam kopi tersebut.

“Sejauh ini yang kita pasarkan ke luar negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Mesir, Yaman dan Qatar. Tiga negara itu,” tandasnya.

Diketahui dana Rp 75 juta bantuan Program RT Mandiri, Pokmas Kampung Kopi membeli 4 mesin. Dan memproduksi 1,5-2 ton selama satu bulan, kemudian ditargetkan menjadi bubuk kopi siap jual.