BANJAR – Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor turut memperingati Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) bersama tokoh-tokoh ulama di Kiram Park, Kabupaten Banjar, pada Sabtu (18/2/2023). Seperti yang sudah jamak diketahui oleh masyarakat luas, NU memiliki peran di berbagai bidang kehidupan termasuk keterlibatannya di ranah politik sehingga membuat NU makin dikenal dan diperhitungkan.
NU didirikan pada 16 Rajab 1344 H atau bertepatan 31 Januari 1926. Sejarah berdirinya NU tak lepas dari peran besar sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Pada acara itu, Sahbirin menyebut Milad ke-100 tahun ini dijadikan warga Nahdliyin sebagai momentum untuk menghargai para pendiri NU yang berkontribusi besar terhadap Republik Indonesia (RI).
“Kegiatan kita ini adalah untuk menghargai para pendiri, penggagas Nahdlatul Ulama. Dengan semboyan Jas Merah, yaitu jangan pernah melupakan sejarah,” kata lelaki yang akrab disapa Paman Birin ini. NU berangkat dari pesantren-pesantren yang banyak terdapat di Jawa Timur. Saat itu, kaum terpelajar menyadari butuh pendidikan dan organisasi yang kuat untuk bisa melawan penjajah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalimantan Selatan memberikan penghargaan kepada 15 ulama di provinsinya pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama 1344-1444 Hijriah.
tujuan NU didirikan untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja)
Diketahui bahwa di antaranya para ulama sepuh yang diberikan penghargaan atas dedikasi dan pengabdian dalam menyebarkan ajaran Aswaja dan pengembangan Nahdlatul Ulama di Kalimantan Selatan tersebut, yakni almarhum KH Idham Chalid, KH M Husin Mughni dan KH Husin Qadri.
Dan saat memberikan penghargaan, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor didampingi Pimpinan Ponpes Madrasah Darussalam Tahfiz dan Ilmu Al-Qur’an Martapura, KH Wildan Salman dan Kapolda Kalsel, Brigjen Andi Rian menyerahkan penghargaan kepada ahli waris para ulama sepuh di Kalsel tersebut.
Baginya, keberadaan Nahdatul Ulama telah mewarnai kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama ini, sehingga tercipta kedamaian ditiap daerahnya dan turut membantu dalam pembangunan daerah di wilayahnya.
“Berdirinya NKRI tidak bisa dipisahkan dari peran ulama. 350 tahun kita dijajah, hingga pada tahun 1945, Indonesia merdeka, itu tidak terlepas dari peran Ustadz, Kiyai yang berjuang dalam memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Paman Birin, menggebu.
Selain ribuan santri, acara ini juga dihadiri Pimpinan Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al-Qur’an Martapura KH Muhammad Wildan Salman, Kapolda, Danlanal, Danlanud, alim ulama, habaib serta pimpinan instansi vertikal di Kalsel.
Diakhir acara, Paman Birin mendapat jaket Banser sebagai anggota kehormatan GP Ansor. Kemudian, jaket itu dikenakan kepada Paman Birin oleh Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, HM Tambrin.@