SEKOLAH Rakyat Kalimantan Selatan berkolaborasi dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Darpusda) Kota Banjarbaru menggelar Bincang Temu Literasi (Bitli) bersama dua pegiat perempuan di jalan Tokyo 3, Komplek Kelapa Gading, Kelurahan Sei Besar, Banjarbaru.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Devi Farah Diba, seorang jurnalis Kalimantan Post yang mengatur berjalannya kegiatan literasi tersebut selama 2 jam. Kedua pegiat itu merupakan Duta Bahasa Kalimantan Selatan, Cahyani Widya Safitri dan Duta Baca Kota Banjarbaru, Hudan Nur.
Dengan mengusung tema: Berbagi Kebaikan di Gerbang Penyuluh Rakyat. Momentum itu, Lurah Sungai Besar, Anindya Resa Destina membuka acara Bitli 2023 bersama 20 peserta yang berhadir, dan memberikan sambutan yang mengapresiasi Sekolah Rakyat Kalsel tersebut.
“Bitli ini sudah menyasar 2 komunitas literasi, jadi ini yang kedua digelar dan perlu pendampingan. Kenapa perlu pendampingan? Sebab dunia literasi tak hanya sekadar baca tulis saja,” ucap Hudan Nur, pegiat literasi asal Banjarbaru yang acapkali turun mendampingi Taman Baca Masyarakat (TBM).
Menurut Hudan, dunia literasi kini berkembang dengan kondisi yang berbeda. Hal itu, dia menyadari harus kontekstual dalam pengembangan di daerahnya.
Literasi baru kini ada tiga, yaitu literasi digital, literasi data dan literasi manusia.
Hudan berpandangan, anak-anak di generasi sekarang memang tidak lepas dari gawainya sendiri. Namun, baginya itu bagian literasi juga yang merekam secara visual, apa yang dibaca dan dilihatnya.
“UNESCO menyatakan literasi Indonesia rendah, hal itu terbantahkan sekarang. Kini, literasi sudah berkembang dengan pendekatannya sendiri,” kata Hudan, penyair perempuan kelahiran 1985 itu.
Hudan bercerita, Bitli hadir di Loktabat Utara yang menyasar Rumah Limbah Bonkla Borneo. Saat ibu-ibu menyaksikan keterampilan yang ada di youtube, maka secara seksama dapat mengembangkannya.