Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja bekerjasama dengan Komunitas Bonkla Borneo Banjarbaru pada 10-11 November kemarin menggelar pelatihan “Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro dalam Pengolahan Limbah Kelapa”. Kegiatan ini diketuai oleh Bapak Asep, Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Koperasi UMKM Banjarbaru dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan potensi masyarakat di daerah Kampung Jolali untuk pemanfaatan limbah kelapa menjadi barang yang bernilai guna.

Selain TP PKK yang diwakili oleh Ibu Sarifah, pelatihan ini juga dihadiri Lurah Loktabat Utara, SKB Banjarbaru, Kepala Dinas Koperasi UMKM, Camat Banjarbaru Utara, PDU Loktabat Utara, TBM Mustika, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

Dalam hal ini, Komunitas Bonkla Borneo di bawah binaan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Banjarbaru telah berhasil mengaplikasikan pemaknaan literasi dalam ranah finansial secara lebih jauh. Di mana komunitas seminat yang awalnya berangkat dari menyukai, membaca, mencari tahu dan seterusnya bisa memberdayakan potensi untuk berkontribusi aktif menularkan kecakapan yang dimiliki untuk meminimalisir angka pengangguran.

Kegiatan yang melibatkan 30 orang peserta ini berlokasi di Gang Jolali Ujung Jl. Kebun Karet RT 18/ RW 07 Kelurahan Loktabat Utara. Di mana para peserta tersebut adalah warga yang sebagian besar mempunyai waktu lowong dan sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai petani sayur.

Pengolahan limbah kelapa seperti yang menjadi mayor proyek komunitas Bonkla Borneo dikarenakan banyak sekali ditemukan kelapa-kelapa yang tidak difungsikan berserak dan teronggok begitu saja.

Dua hari pelatihan peserta diberi pembekalan bagaimana membuat bonsai kelapa ukir dengan beraneka bentuk karakter dan multiplayer efek kompa dalam hal membuat tempurung kelapa dan serabutnya sebagai barang hiasan. “Alhamdulillah produk kita sudah ada yang memesan,” ungkap Suprapti Ningsih selaku narasumber pelatihan sekaligus sekretaris Komunitas Bonkla Borneo kepada tim redaksi. Narasumber lain yaitu bapak Hery Priyanto sekaligus Ketua Komunitas Bonkla Borneo Banjarbaru.

Setidaknya sudah ada pesanan tidak hanya dari Banjarbaru dan Pulau Jawa, bahkan teko tempurung dan asbak sudah mendapat pesanan dari Taiwan.

“Ini berkat dukungan Ibu Vivi Zubedi yang memompa semangat kami untuk lebih berkembang dan menyinergikan dengan Dinas Koperasi UMKM,” pungkas Suprapti. Ke depannya pendayagunaan ini akan berinovasi dan berkolaborasi untuk pemanfaatan limbah lain seperti sampah plastik. Sehingga pelaku usaha mikro semakin bertambah dengan nilai jual yang lebih tinggi.

Terkait kendala yang dihadapi saat ini adalah peralatan untuk mengukir kelapa yang masih sangat terbatas karena perlu peralatan khusus. “Seperti yang banyak diketahui, Banjarbaru oleh masyarakat luar hanya tahu Kampung Purun, kelak orang-orang akan “melek” juga Kampung Kelapa di tempat kami tinggal.” Tutup Suprati. Ia berharap dukungan semua pihak bisa mewujudkan kebaikan yang saat ini sedang ditularkan komunitasnya ke seluruh warga untuk memberdayakan masyarakat setempat. @