Belajar dari peristiwa bencana beberapa waktu lalu, termasuk peristiwa banjir besar yang melanda kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan, Lembaga Kajian Keislaman & Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin menggelar pelatihan manajemen pengelolaan bencana kepada masyarakat dan kelompok dampingannya, antara lain perwakilan Komunitas Warung Rukun, Borneo Braid, dan anggota Koperasi Jalujur Banua Bawarna, Sabtu, (14/8/2021), bertempat di Rumah Alam Sungai Andai Banjarmasin.

Pelatihan ini bagian dari program disaster manajemen, kerjasama LK3 dengan M21 Basel Mission, guna menguatkan masyarakat. Ditujukan kepada para pelatih yang nanti akan memberikan pengetahuan dan keterampilannya menyangkut kebencanaan kepada anggota komunitas lainnya, sehingga lebih siap dalam menghadapi bencana yang datang sewaktu-waktu dan tanpa diduga.

Direktur LK3 Banjarmasin Abdani Solihin mengatakan, harus disadari bahwa sekarang sangat rawan bencana. Sedikit saja terjadi perubahan musim atau gejala alam, langsung berpotensi terjadi bencana.

“Karena itu perlu penguatan masyarakat untuk memahami tentang manajemen pengelolaan bencana, agar siap bila bencana terjadi,” katanya.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama satu hari penuh, diikuti oleh 30 orang peserta, difasilitasi oleh para aktivis senior, antara lain, Berry Nahdian Furqon, Fathurrahman dan Noorhalis Majid.

Materi yang disampaikan dengan metodi pendidikan orang dewasa, antara lain terkait pemahaman kebencanaan, penyebab dan dampak bencana, mitigasi bencana berbasis masyarakat, peta potensi bencana dan masyarakat tangguh bencana.

Kebencanaan dimaksud tidak saja berupa bencana alam, namun bencana non alam juga menjadi topik bahasa yang hangat didiskusikan. Bencana non alam seperti pandemi Covid-19 ternyata berdampak sangat besar dan menimbulkan kesengsaraan bagi banyak masyarakat.

Setelah pelatihan, para peserta menyepakati terbentuknya satu komunitas baru yang bekerja dalam bidang kebencanaan, sehingga siap bertugas menjadi relawan apabila sewaktu-waktu bencana datang.

“Semakin banyak yang siap dan paham soal kebencanaan, resiko dari bencana akan semakin dapat diminimalkan bahkan bisa diantisipasi,” kata Noorhalis Majid, salah seorang fasilitator kegiatan.@

Facebook Comments