THE KURA-KURA merupakan band beraliran band punk yang berasal dari Padang, Sumatra Barat. Sebelumnya band ini telah merilis 3 single yaitu; Bacot, Perang Dingin, dan Anti Parasit. Kali ini The Kura-kura kembali merilis lagu yang berjudul Hura-hura.
The Kura-kura yang menjadi nama band ini memiliki pengertian yang tak jauh dari bagaimana seekor kura-kura bergerak. Filosofi kura-kura yang bergerak lambat yang penting mencapai tujuan menjadi acuan bagaimana band ini tumbuh sekaligus bergerak.
band the kura-kura; biar lambat namun pasti
Kali ini, The Kura-kura merilis kembali lagu tunggal berjudul HURA-HURA. Lagu ini menceritakan tentang keresahan terhadap orang yang ugal-ugalan tanpa tanggung jawab di jalanan.
bagi The Kura-Kura, ugal ugalan cukup di panggung dengan penikmat musik sambil bersenang-senang. Lagu ‘Hura-Hura’ juga bentuk respon terhadap keadaaan sosial yang terjadi di Kota Padang.
“Sedih banget, kalau misalkan anak muda zaman sekarang mati konyol gegara trek-trekan di jalan,” ungkap Qori, vocalist The Kura yang mengkhawatirkan fenomena balap liar yang sampai merenggut nyawa.
Sebelumnya, lagu tunggal ini telah sering dibawakan dalam bentuk un-realese di beberapa panggung.
Hal ini menjadi kebiasaan The Kura-Kura sebelum merilis lagu, selalu membawakan lagu-lagu baru di panggung sebagai uji coba materi lagu baru. Sementara untuk proses rekaman lagu ini, The Kura-Kura dibantu beberapa teman, suara gitar dibantu oleh Diki Colak (Seraphic Of Violence) dan untuk proses mixing dibantu oleh Bonar (Goodenough) di Amplop Records.
Dengan dirilisnya lagu tunggal di bulan Maret ini, The Kura-kura berharap dapat mewakili perasaan para pendengar tentang keresahan pada pengguna motor di jalanan yang tidak bertanggung jawab. Sebab nyawa lebih berharga dari sekadar hura-hura di masa muda.@