KOMITE Bidang Sastra Dewan Kesenian Banjarmasin menggelar Ngaji Puisi ke-3 di halaman samping Rumah Anno, Jalan Piere Tendean, Kota Banjarmasin. Menghadirkan ketiga pemantik, yakni Micky Hidayat, YS Agus Suseno dan Muhammad Hadani, membaca kiprah kedua penyair Kalimantan Selatan yang telah wafat.

Acara itu juga dimoderatori oleh Nailiya Nikmah, Akademisi Politeknik Banjarmasin (Poliban) dan opening art oleh Forum Apresiasi Seni (FAS) Fakultas Hukum ULM dengan musikalisasi puisinya, yang kemudian dibuka langsung oleh Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.

“Acara ngaji puisi malam ini cukup istimewa, mengingat apabila bulan puasa diawali pada hari Kamis maka Lailatul Qadar itu akan jatuh pada tanggal 25 Ramadhan 1444 Hijriah, tepat pada malam ini,” ucap Ibnu Sina kepada Asyikasyik.com, pada Sabtu (15/4/2023) malam.

Menurut Imam Al-Ghazali, dia mengutip bahwa malam inilah adalah malam Lailatul Qadar yang istimewa dan ditunggu ribuan umat muslim di dunia, sehingga bersyukurlah acara ngaji puisi pada malam ini sekaligus memanjatkan doa kepada almarhum yang mendahului kita.

Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina membuka acara Ngaji Puisi 2023 di halaman Rumah Anno, Jalan Siring Piere Tendean.

“Kalau betul pada malam ini adalah malam Lailatul Qadar, dan apabila sekali kita membaca puisi pada malam ini maka dianggapnya sama dengan membacanya 83 tahun atau 1000 bulan, sehingga luar biasa,” ungkap Ibnu tersenyum.

Ibnu pun terpanggil ingin membaca puisi, terlebih mengingat seorang sastrawan Micky Hidayat telah mengumpulkan kekaryaan Abdussukur MH yang cukup sulit ditemukan di beberapa antologi. Dalam hal itu, dia juga menyebut event berhubungan dengan puisi sangat banyak di bulan suci pada tahun ini.

“Ada yang belasan tahun digelar seperti Tadarus Puisi, kemudian Majelis Puisi yang telah berjalan kedua kalinya. Dan hari ini digelar, yaitu Ngaji Puisi. Setiap event memiliki karakter tersendiri,” ujarnya.

Ibnu menjelaskan, perbedaan antara Tadarus Puisi dengan Majelis Puisi, terletak pada pengisi acara tersebut. Apabila Tadarus Puisi, dia menyebut pesertanya adalah penyair dari Kabupaten/Kota dan sedangkan Majelis Puisi, maka pesertanya dari para komunitas-komunitas yang menampilkan pertunjukan puisi.

Adapun Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah menyampaikan bahwa Ngaji Puisi ini adalah program dari Komite Bidang (Kombid) Sastra. Dia menyebut diasuh oleh keempat orang yakni Atin Septiana, Jihaduddin Akbar, M Rahim Arza dan Muhammad Syaifullah.

“Ngaji Puisi ini telah berjalan selama 3 tahun. Tahun pertama dan kedua dilaksanakan di Kampung Buku Banjarmasin, kini Ngaji Puisi dilaksanakan di Rumah Anno,” ucap dia.

Hal ini, Hajri mengaku perbedaan antara pergelaran puisi lain dengan Ngaji Puisi adalah muatan isinya yang bukan pertunjukan tetapi aspek dialognya. Sehingga, dia menegaskan bahwa ngaji puisi lebih khidmat lagi karena diinisiasi sejak awal untuk mengaji puisi-puisi para tokoh yang diangkat.

Hajri menyampaikan lagi bahwa kegiatan sebelumnya pernah mengangkat sosok Hijaz Yamani, kemudian di tahun kedua yakni Ajamuddin Tifani. Lalu, berkat dorongan YS Agus Suseno dan dirapatkan oleh Komite Bidang Sastra maka lahirlah topik kedua penyair ini untuk diperbincangkan ke Ngaji Puisi tersebut.

Dialog Puisi, Membaca Kiprah 2 Penyair Kalimantan Selatan

Sebelum membahas lebih lanjut, sastrawan Micky Hidayat mengajak sejumlah peserta untuk memanjatkan doa bersama di malam yang khidmat tersebut. Kedua almarhum (Abdussukur MH dan Jamal T Suryanata), menurutnya sangat berkontribusi bagi Kalimantan Selatan untuk Indonesia, sehingga perlu direfleksikan pada malam ini.

“Pada malam ini, saya lebih ingin mengungkapkan kiprah kedua sosok ini dan terlebih kiprahnya dalam kepenyairan,” ujarnya.

Micky menyampaikan bukan secara kebetulan bahwa penyair ini lahir di tahun yang sama pada 1966 dan meninggal di usia 56 tahun. Bahkan, dia menyebut awal kemunculan para kedua penyair ini juga bersamaan.

Facebook Comments