Prof. Dr. H Sarbaini, M.Pd atau yang akrab dipanggil Prof Sarbai merupakan salah satu guru besar aktif di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (FKIP ULM). Ia dikukuhkan menjadi guru besar dalam bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada 17 Desember 2020, dengan membawakan orasi ilmiahnya berjudul: “Baiman, Bauntung, Batuah; Eksplorasi Akar Moral Urang Banjar untuk Banua Ethnocitizenship Perspektif Pancasila”.

Tentu, untuk sampai ke titik ini, Prof Sarbai telah menempuh perjuangan yang cukup panjang. “Perjuangan yang tak pernah mengenal lelah dan pantang menyerah, untuk mencapai apa yang dicita-citakan seperti hari ini,” ucapnya.

Ia dilahirkan di Banjarmasin pada 27 Desember 1959, dari keluarga sederhana. Ini tergambar dalam kehidupan sehari-harinya yang bersahaja, sejak dahulu hingga sekarang.

Riwayat pendidikan tinggi dimulai sejak masuk kuliah di Jurusan PMP-KN FKIP Universitas Lambung Mangkurat lulus pada tahun 1984. Ketika masa kuliah ini, ia bertemu dan banyak belajar kepada seorang dosen panutanya, yang kelak akan banyak mengubah pemikiranmya tentang kehidupan. Selepas itu melanjutkan studi pada tahun 1991 di Jurusan Pendidikan Nilai, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan  lulus dengan gelar Master Pendidikan (M.Pd) pada tahun 1993. Kemudian melanjutkan studi doktoralnya pada jurusan dan unvirsitas  yang sama (UPI). Pada tahun 2011, ia pun mendapatkan gelar doktor (Dr.) bidang pendidikan.

Awal karir mengajar dimulai dengan menjadi dosen pada Program Studi Pendidikan dan Kewarganegaraan, FKIP Universitas Lambung Mangkurat sejak tahun 1986, sampai hari ini. Sewaktu meniti awal karir  sebagai seorang dosen ia banyak belajar dengan dua orang yang ia anggap sebagai “guru”.

Dua “guru” kehidupan karirnya itu tak lain ialah Prof Dr. H. Wahyu M.S dan Prof. Dr. Suratno, M.Pd. Ia mengatakan bahwa dari Prof Wahyu, yang notabene dosennya sewaktu kuliah yang di kemudian hari menjadi relasi kerja.

“Saya banyak belajar mengenai kerja keras, cara bagaimana manajemen waktu, pribadi, serta cara membuka relasi dengan orang lain,” ucapnya.

Selain dari Prof Wahyu, ia juga banyak mendapatkan pelajaran hidup dari Prof Suratno. Prof Suratno yang merupakan sosok tidak kalah penting dalam proses pengembangan karirnya.

Facebook Comments