Malam sebentar lagi tiba! Suara azan maghrib sayup-sayup terdengar saat tim redaksi melintasi jalanan, memasuki Jalan Gotong Royong terus hingga perbatasan Jl. Karang Anyar 2 dan Jl. Karang Anyar 3.
RANDA SANI, namanya belakangan semakin melejit, ditambah saat bergabung di Komunitas Rumah Limbah Bonkla Borneo. Sosok Randa Sani yang kerap dikenal dengan si tangan ajaib ini telah banyak menghasilkan karya seni rupa dengan kekhasannya.
Ketika berkunjung ke rumah Randa Sani, tim redaksi diterima dengan sangat bersahaja. Di rumah sederhana yang pekarangannya dijadikan tempat workshop itu telah membuka lapangan kerja untuk banyak orang.
Akang Sani, panggilan khasnya telah lama menekuni kerajinan ukir (pahat) yang menjadi pilihan hidup.
Sebagai orang Sunda yang menjunjung pepatah “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” maka Akang Sani mulai menorehkan pahatannya dalam bentuk ukiran khas Banjar seperti bekantan dan burung enggang.
Bekantan dari Limbah Kayu Kelampaian
Untuk jenis pahatan ke limbah kayu, yaitu kayu-kayu sisa (buangan) Akang Sani kerap membuat mancis berbentuk karakter seperti harimau, bekantan, burung enggang, dan lain-lain.