ARUH Kuin Ma’aturi Dahar sekaligus peringatan Haul Sultan Suriansyah, Khatib Dayyan, Patih Masih, serta prosesi Jamasan dan Selamatan Pusaka Kerajaan Banjar digelar di Komplek Pemakaman Sultan Suriansyah Kuin, Banjarmasin, pada Kamis (19/09) malam.
Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor, atau yang lebih dikenal dengan Paman Birin diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Adi Santoso, S.Sos., M.Si, menghadiri acara yang diikuti sejumlah tokoh masyarakat, organisasi Laung Kunign, serta warga setempat ini.
Dalam sambutannya, yang disampaikan oleh Staf Ahli Adi Santoso, Paman Birin mengatakan bahwa tradisi Ma’aturi Dahar bukan hanya sekadar sebuah ritual tahunan, tetapi merupakan bentuk penghormatan mendalam terhadap sejarah dan leluhur Kesultanan Banjar yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi.
“Ma’aturi Dahar memiliki makna mendalam sebagai wujud syukur kepada Allah SWT dan sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat yang semakin berkembang,” ujarnya.
Selain Ma’aturi Dahar, acara tersebut juga memperingati Haul para Raja dan Sultan Banjar, termasuk Sultan Suriansyah, Sultan Adam, dan Khatib Dayyan, serta Patih Masih (Pangeran Djaga Baya) yang dikenal sebagai pahlawan dan ulama besar dalam sejarah Kesultanan Banjar.
Paman Birin juga mengenang peran Syekh Khatib Dayyan, seorang ulama besar yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Kalimantan. Tak luput, juga diingatkan tentang Patih Masih panglima perang yang sangat dihormati dalam sejarah Banjar.
Menutup sambutannya, Paman Birin mengajak seluruh masyarakat Banjar untuk menjadikan momen ini sebagai refleksi diri, terutama di tengah pesatnya modernisasi dan globalisasi.
Ia menekankan pentingnya menjaga jati diri bangsa yang berbudaya, beragama, dan bermoral, serta senantiasa mendoakan agar Banua dan masyarakat Kalimantan Selatan terus diberikan kedamaian, kemakmuran, dan perlindungan dari Allah SWT.
Sementara itu, Syarifudin Nur, SE., salah satu juriatnya atau abah Sultan yang sekaligus Ketua Yayasan Restu Sultan Suriansyah dalam sambutannya mengatakan, penting bagi generasi untuk tahu dan melestarikan adat budaya Banjar.
Menurutnya, anak muda memiliki peran penting dalam merawat sejarah dengan tidak terjebak dari budaya-budaya luar.
“Melalui acara ini kita berharap, seluruh elemen masyarakat bahu membahu merawat dan melestarikan adat budaya yang diwariskan nenek moyang kepada kita. Kalau bukan kita siapa lagi.,” tutupnya. (red/Adpim)