BANJARMASIN Art Week (BAW) yang telah menjadi agenda seni tahunan Dewan Kesenian Banjarmasin (DK-Bjm), setidaknya sudah memasuki tahun ketiga, akan digelar pada November 2024.
Relatif berbeda, penyelenggaraan kali ini telah dimulai dengan berbagai kegiatan pra-event, yang biasanya dimasukkan dalam rangkaian satu minggu event BAW, seperti diskusi dan workshop seni.
“Sejak bulan September, kegiatan diskusi terkait enam komite seni DK-Bjm sudah dilaksanakan. Umumnya diskusi mengangkat tema karya, komunitas dan regenerasi yang difokuskan pada segmen generasi muda seni di Kota Banjarmasin. Kecuali Komite Film, yang secara khusus mengangkat tema mistik dalam penciptaan karya film yang cukup aktual saat ini,” papar Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin, lewat rilis tang dikirimkan ke asyikasyik.com, Senin (7/10/2024).
Dijelaskan, sejak awal, nama Banjarmasin Art Week sendiri berorientasi global, sedangkan tema-temanya yang memakai istilah lokal bertujuan menguatkan persoalan-persoalan tempatan menjadi titik tolak penciptaan yang mengakar. Seperti pada 2022 (BAW I) dengan tema “Jukung Barenteng” yang mengusung semangat kebersamaan, pada tahun 2023 (BAW II) “Kumarau Landang” menekankan kesadaran atas persoalan regenerasi dan kelemahan potensial lainnya sebagai titik tolak peralihan pada perkembangan yang lebih berarti.

Sedangkan tema “Kalatikan” pada BAW III 2024 kali ini menurut Hajri berkesinambungan dengan tema-tema sebelumnya, yang mencoba melihat pertumbuhan potensi-potensi yang ada itu sehingga menjadi suatu formasi seni yang saling bertumbuh dan memberi inspirasi.
Seperti dirancang pada awalnya, jelas Hajri, event BAW diharapkan dapat menginspirasi, memotivasi, serta mengonsolidasi potensi karya seni yang ada di Banjarmasin, dan Kalimantan Selatan (Kalsel) secara umum.
“Tahun ini, pada penyelenggaraan ketiga BAW, diharapkan dapat pula menjadi juru siar potensi yang ada ke khalayak seni yang lebih luas, melalui wacana aktual tempatan,” kata Hajri.
Dan untuk itu, lanjut owner Kampung Buku Banjarmasin ini, sistem kurasional lebih dikedepankan dan lebih selektif dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk dengan melibatkan kurator dari luar Kalsel yang memiliki jaringan kesenian lebih luas.
Ia juga menyebutkan akan ada pelibatan banyak stakeholder kesenian serta event organizer berpengalaman untuk mengemas kegiatan ini secara tampilan lebih baik lagi. “Karenanya pula, pada bulan Oktober ini akan diadakan kegiatan workshop yang akan berfokus pada tatakelola event kesenian dengan para mentor berpengalaman,” tambahnya.
Diharapkan, materi serta penarasian format seni yang ditampilkan, baik pertunjukan maupun pameran, pada BAW nanti lebih memiliki bobot wacana yang tidak sekadar menarik secara kuantitatif namun juga kualitatif.
“Tunggu BAW 2024 pada November nanti,” tandas Hajri.@