DEWAN Kesenian Daerah Hulu Sungai Utara (DKD HSU) menggabungkan seluruh kelompok seni dengan pentas acara Basuluh Banua di Aula Agung, Kantor Bupati HSU, Kota Amuntai, pada Sabtu (11/11/2023) malam. Sekelompok perempuan bergerak ke panggung, mereka tengah menari membawakan karya berjudul Tari Itik dan Tari Rantak.
Kemudian, sejumlah penampilan dari seniman dan sastrawan asal HSU, ada membawakan karya puisi secara individu dan duet bersama anak kecil. Seorang penyair Hatmiati Mas’ud membawakan puisi basa Banjar berjudul ‘Tolak Bala’ dengan lantang dan khidmat.
Lalu, pembacaan puisi yang berkolaborasi antara senior dan junior pun ditampilkan saat membawakan karya Negeri Teka-Teki, Potret Kehilangan dan Tadarus Sajadah. Dipengujung malam, pertunjukan teater dalam mengusung Japin Cerita dengan judul ‘Bacina Buta’. Gelak tawa pun pecah.

“Nama acaranya Basuluh Banua, inisiasinya dari anggota Dewan Kesenian HSU. Dan melibatkan seluruh komunitas atau sanggar seni yang ada di HSU,” ucap Faisal Refki kepada Asyikasyik, pada Senin (14/11/2023).
Ada 12 kelompok seni yang tergabung di antaranya, yaitu Yayasan Sanggar Air HSU, Sanggar Seni Pandan Anum Alabio, Kasadipa, Sanggar Merah Putih, Sanggar Bilambika, Teater Ghaib, Teater Ku, Teater Pelangi SMAN 1 Sungai Pandan, Teater Sampana SMAN 1 Amuntai, Teater Tunas Husura, Kominitas Ruang Literasi HSU, Bagujut dan dibantu oleh Nanang Galuh HSU.
“Tidak lupa kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten HSU. Terutama di Disdikbud Bidang Kebudayaan, yang sudah mendukung penuh atas terselenggaranya acara Basuluh Banua,” ungkap Faisal.
Kemudian, Faisal menyampaikan bahwa menampilkan 4 kesenian, yaitu Tari, Puisi, Syair Banjar dan Japin Carita. Konsepnya, dia menyebut kolaborasi antar seniman agar menyatukan kembali semangat berkesenian di daerah.
“Harapannya, tentu seni dan budaya di HSU terus berkembang, dan seluruh seniman, budayawan dan komunitas/sanggar seni yang ada di HSU, bisa terus bersilaturahmi dan berkolaborasi,” ungkap Faisal, penuh harap.
Kemudian, Faisal mengatakan bahwa berkesenian di HSU sebenarnya masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Karena, menurutnya masih banyak pegiat seni yang kehilangan “panggung”.
“Semoga, pemerintah HSU bisa sesegeranya membuat wadah (gedung) kesenian,” ujarnya.
Sherly Hadiyati Sofa, Seksi Acara Basuluh Banua menjelaskan bahwa pengambilan nama kegiatan agar bertujuan untuk sesuai maknanya sendiri. Berdasarkan kata ‘Basuluh’ atau barang yang dipakai secara tradisi untuk menerangi (biasa dibuat dari daun kelapa yang kering atau damar); obor. Adapun, kalimat ‘Banua’ diambil dari bagian wilayah Banua Anam yang merupakan sub Hulu Sungai.
“Dengan tema Basuluh Banua, kami panitia berharap agar seluruh seniman di HSU bersama-sama saling menyuluhkan cahaya yang bisa menerangi kembali kesenian di HSU,” ungkap Sherly, tersenyum.

Sherly menyampaikan bahwa iniasiatif ini sudah sejak lama, bahkan panitia telah menyiapkannya sudah 2 bulan lalu. Sejumlah seniman senior dan muda tergabung dalam menggelar acara Basuluh Banua tersebut.
Lantas, Sherly menganggap ini awal dari mereka menghidupkan dunia seni di Kota Bertakwa. Dia menginginkan, Dewan Kesenian Daerah HSU mampu menjadi wadah berkesenian kawula muda yang tergabung di kelompok sanggar, sehingga dapat memberikan perhatian dengan baik.
“Mereka tokoh-tokoh seniman HSU ibaratnya mau turun gunung, membuat pertunjukan bersama-sama dari berbagai sanggar. Dengan belajar banyak dari mereka dan antusias para pemuda awal mulai yang cerah untuk kesenian di HSU,” pungkasnya.
Dalam kegiatan Basuluh Banua ini dihadiri sejumlah pegiat seni dari berbagai Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan, seperti Ali Syamsuddin Arsi (Komite Sastra) bersama Ahmad Yani Makkie (Ketua Harian Dewan Kesenian Banjarbaru/Kadisbudporapar Banjarbaru), M Rahim Arza (Komite Sastra Dewan Kesenian Banjarmasin).
Kemudian, ada Aluh Srikandi (Komite Sastra Dewan Kesenian Balangan), Gusti Indra Setyawan (Dewan Kesenian Tabalong) bersama pengurusnya dan sebagainya.@