Sekelompok perempuan muda dan ibu-ibu asyik menjahit di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin, yang sejuk dan asri sore itu. Suasana tenang dan rindang pepohonan di sekeliling Rumah Alam membuat siapa pun yang berada di sana merasa nyaman.
Itulah pemandangan yang biasa terlihat setiap Senin dan Kamis, yang memang menjadi jadwal Kelas Menjahit di Rumah Alam.
Menurut Rakhmalina Bakhriati, Koordinator Pemberdayaan Ekonomi, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin, kegiatan yang sudah berlangsung dua tahun ini merupakan program pemberdayaan LK3 melalui koperasi Jalujur Banua Bawarna yang mereka bentuk.
“Alumninya akan menjadi pemasok kerajinan dan keterampilan, baik berupa pakaian ataupun keterampilan lainnya,” jelas Rakhmalina, yang juga pemilik Rumah Alam.
Dijelaskannya, untuk tingkat dasar atau yang tidak punya keterampilan sama sekali dalam hal menjahit, biasanya perlu waktu 3 bulan belajar. Materinya mengenali mesin jahit, membuat pola dasar, dan menjahit pakaian.
Setelah tahap dasar sudah dikuasai, dapat melanjutkan ke tahap berikutnya untuk menjadi terampil dan ahli. “Bahkan sampai pada tingkat membuat pola desain baju, serta menjahit dengan kualitas butik,” paparnya.
Ada dua orang guru yang ikut mengajar. Rakhmalina Bakhriati sendiri, serta Naufal Lisna Reisya, seorang mahasiswi desainer busana semester akhir salah satu perguruan tinggi Yogyakarta.
“Karena kebetulan perkuliahan masih daring, Echa (panggilan Reisya) yang lagi berada di Banjarmasin memanfaatkan waktu luangnya membantu mengajar menjahit. Echa bukan hanya mengajarkan cara menjahit, tetapi juga sesekali memberikan ilmunya tentang menggambar desain busana sesuai perkembangan mode kekinian,” jelas Rakhmalina.
Sudah banyak yang ikut kelas menjahit, kata Rakhmalina. Ada yang berbayar, ada juga program beasiswa. Bila tidak mampu, dan ingin belajar meningkatkan keterampilan diri, ia mempersilakan mengajukan beasiswa kepada LK3 Banjarmasin.
“Yang penting ada kemauan dan bertanggung jawab serta berkomitmen benar-benar ingin belajar. Tapi kalau mampu dan ingin belajar, silakan bayar, agar dana tersebut dapat digunakan mensubsidi yang lain,” katanya.
Kelas menjahit ini merupakan bagian dari pemberdayaan perempuan yang dikoordinir oleh Rakhmalina sendiri, sebagai bentuk upaya penguatan perempuan agar mandiri dan mampu membantu ekonomi keluarga.
“Menjahit merupakan keterampilan yang cukup mudah, asalkan mau belajar. Lapangan ekonominya juga terbuka luas. Selama orang masih mengenakan baju, maka profesi menjahit masih dibutuhkan. Ayo belajar, agar menjadi mandiri,” ajak Rakhmalina.@