Sssst… jangan bilang siapa-siapa, ini ilmu rahasia. Sengaja saya bagikan ilmu ini, agar memudahkan anda mengenali kepribadian seseorang. Siapa tahu anda mau cari karyawan kerja, pasangan hidup, atau cari calon mantu. Beneran? Oalah, hari gini nipu. Nggak zaman tau.

Pasti minta mahar? Tenang tidak ada mahar. Pulsa nih? Santai bro, gue nggak murahan kale. Terus? Silakan ikuti petunjuknya.

Pertama, siapkan bubur merah dan putih. Tahu kan, bubur yang biasa dibuat kalau ada selamatan.

Kamu dukun ya? Bro, selamatan itu baca doa, bukan baca mantra.

Kedua, hidangkan pada orang yang ingin diketahui karakter kepribadiannya.

Ya, iyalah. Masa sama tukang siomay.

Ketiga, lihat bagaimana dia menghabiskan buburnya.

Nah, ini rahasianya: Jika doi memulai dengan menghabiskan bubur merahnya (manis), orang ini termasuk tipe orang yang tak panjang akal. Menghabiskan kesenangan sebentar, lalu menderita kemudian (karena harus menghabiskan bubur yang berasa hambar). Lebih jauh, orang yang seperti ini, larut dengan manisnya dunia tanpa menabung untuk kebahagiaan di akhirat.

Beeeh, bahasanya beraaat . Menulis beginian mesti bertapa dulu kayaknya nih.

Sssst, ini ilmu rahasia.

Tipe kedua, jika doi memulai dengan menghabiskan yang putih duluan. Maka dia termasuk orang yang berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian. Biar sakit dulu, tapi senang kemudian. Wuih, dapat gebetan yang kayak begini, sudah lumayan.

Tapi nanti dulu,  ada tipe orang ketiga. Yakni jika doi mengambil sedikit yang putih dan dicampur dengan yang merah. Inilah orang yang dikatakan “fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah”.  Berasa manis di dunia, juga manis di akhirat.

Pakai bahasa arab, lagunya kayak ustadz aja.

Kalau si doi hanya makan setengahnya dan tidak menghabiskan yang setengahnya gimana? Ketahuilah, dia mungkin sakit perut atau kekenyangan.

Kalau itu, gue juga tau kale.

Nah, jika sudah mengerti, simpan baik-baik ilmu ini. Jangan dibicarakan pada banyak orang. Apalagi pada orang yang belum pernah mendengar atau mempelajari ilmu seperti ini. Karena ini ilmu rahasia, maka sebagai orang yang baik, adalah orang yang pandai membalas dengan kebaikan serupa. Bahkan lebih.

Sekian dulu wejangan, Kak Haji mau pamit. Terimakasih atas segala amplopnya, Kak Haji sebenarnya nggak minta, tapi menolak rezeki itu durhaka.

Salam.

Sebentar Kak Haji, kalau Kak Haji sendiri tipe yang mana?

Saya tipe keempat.

Kok?

Orang yang minta bubur merahnya satu piring.

Yeee, nyari untung mulu itu mah.[]