Angka satu miliar seratus enam puluh sembilan juta (hingga catatan ini dituliskan) tentu bukanlah jumlah uang yang sedikit. Bahkan terkumpul dalam jangka waktu singkat, sekitar 10 hari hingga hari pelaksanaan Aksi Bela Palestina 3 Desember 2023 tadi, di Lapangan Dr Murjani, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Donasi pun masih dibuka hingga 31 Desember 2023, itu artinya, doa 2 Miliar masih berpeluang untuk dicapai. Terakhir terpantau saya, pemerintah kita di Provinsi ini juga sedang berproses menyerahkan nilai bantuan lebih dari 4 Miliar. Fenomenal.
Saya kira, ini menjadi hal yang patut disyukuri, sebagai masyarakat Kalsel, sebagai “Urang Banjar”, sebagai manusia yang bernurani sebagai manusia seutuhnya. Catatan ini tidak membahas penjajahan di Gaza yang everyone has known, apa yang sedang terjadi di sana.
Tapi di sini, di Indonesia, di Kalsel tentu saja, setiap kita punya “rasa” luka yang sama, pedih yang sama, sedih tak terkira, luka demi luka dan darah yang menganga. Tangis yang entah sudah berapa kali saat melihatnya. Hingga kematian dipertontonkan dengan jelas betapa kebiadaban zionis begitu nyata, diperlihatkan seterang-terangnya.
Oke cukup. Saya termasuk netizen yang mudah sekali scroll cepat ketika kepedihan itu muncul, karena tak kuat menahan bulir air yang tetiba jatuh di pipi begitu saja.
Di Balik Layar Aksi Bela Palestina yang Begitu Singkat Direncanakan
Sebutlah saya seorang pemantau saja. Tidak banyak andil dalam kegiatan ini. Saya hanya seorang yang berada disudut kanan tiang untuk bersandar. Ada dua nama yang memunyai peran penting di sana (tanpa menafikan peran yang lain), Pak Eko (yang setahu saya pegiat bikers subuhan Banjarbaru) Kalimantan Selatan, dan Kak Nanda Alhumaira (punya peran/jabatan di RS Pelita Insani Martapura). Dan uniknya ketika kami ber-WA, saya sudah lama menyimpan kontak Ka Nanda. Ketika itu saya menjadi kurir hampers menjelang hari raya. Ya urusan antar-mengantar barang saja.
Rapat pertama digelar di lantai 3 meeting room RS Pelita Insani. Rapat selanjutnya digelar lagi di tempat yang sama mengkoordinir ke sejumlah pejabat daerah. Rapat selanjutnya menggerakan para personil, keamanan, serta para pengusaha lainnya. Rapat berikutnya, menguatkan segala urusan medis, keamanan, dan kondisi-kondisi lapangan. Rapat selanjutnya, saya berhadir di sana untuk kali pertama bertatap muka.
Sejak kali pertama diajak dalam grup influencer (ya setidaknya itulah nama grup yang saya di-invite, thanks to Dian Putri) saya memantau begitu banyak para pengusaha besar di dalamnya. Yang dalam pengetahuan saya saja. Maka dengan demikian saya berasumsi dan yakin, jika para tokoh itu menggerakan kekuatan dan uangnya untuk mengumpulkan masa atau sepaling minim, memancing masyarakat lainnya mengeluarkan untuk berdonasi, tentu target 1 miliar bukanlah hal yang muluk-muluk. Sebutlah suntikan dana 100 juta di awal sebagai pemancing, dan itu efektif.
Mencapai angka 1 Miliar donasi di pemikiran orang awam seperti saya sederhana sekali. Misal, Ada 10 pengusaha di Kalsel yang masing-masing berdonasi 100 juta, maka tercapai lah 1 miliar. Tapi, di mana peluang masyarakat kita lainnya di Tanah Banjar andil dalam kepedulian ini?
Nah, itulah mengapa kegiatan Jalan Sehat berlandaskan iman dan nurani untuk solidaritas saudara kita di Palestina termaksud harus digelar, harus besar, harus terlaksana, dan mengumpulkan masa sebanyak mungkin, dengan POI: BERDONASI.
Mari kita doakan kepada mereka yang sudah lelah, payah, banyak sekali mengeluarkan tenaga hingga sedikit sekali waktu tidur untuk memastikan kegiatan berjalan lancar. Alhamdulillah, alhamdulillah, barakallah, hanya Allah lah yang mampu membalas segala bentuk kebaikan ini.
KEBERPIHAKAN KITA DI KALSEL ITU PENTING
Ini bukan lagi urusan fomo/pansos/trending atau sebutan lainnya. Terlalu sederhana, kecil dan dangkal sekali. Ini tentang betapa, kita di Tanah Banjar ini, beruntungnya memunyai masyarakat yang ringan hati untuk urusan keagamaan. Perayaan-perayaan yang berlandaskan iman dan takwa. Masyarakat kita adalah masyarakat yang loyal untuk berdesakan dan berkerumun untuk nilai pahala. Dan sangat royal membelanjakan hartanya. Apa pun bentuknya. Apalgi urusan religiusitas.
Pertama, mengumpulkan masa di Kalimantan Selatan bukanlah hal yang asing. Kita sudah akrab dengan kerumunan jamaah dalam majelis sholawat, haul, dan peringatan keagamaan. Dan semua pihak/instansi/lintas profesi terafiliasi dengan ini. Masyarakat kita di Banjar, adalah masyarakat yang terpelajar. Baik itu terlibat dalam kerumunan, atau melayani kerumunan. Kerumunan jamaah untuk urusan keagamaan, apalagi.
Kedua, mengumpulkan dana urusan kemanusiaan adalah hal yang rutin dilakukan. Saya rasa wilayah lain juga begitu. Namun, berlandaskan faktor proximity (kedekatan) maka jiwa-jiwa sosial masyarakat kita bukan kaleng-kaleng.
Ketiga, relawan-relawan kita banyak sekali di sini. Mereka adalah orang-orang yang kita yang terlatih saat bencana, yang telah berenang-renang saat banjir bandang. Yang memadamkan api saat kebakaran, dan membantu arus jamaah ketika peringatan haul-haul para tokoh dilaksanakan.
Keempat, para pengusaha kita di Kalsel, di Banjar, dan para tuan-haji yang tersebar di 13 Kab/Kota di Kalimantan Selatan, adalah orang-orang yang tak kurang-kurangnya menggelontorkan dana mereka untuk sosial dan aktifiti keagamaan.
Demikianlah hal-hal yang saya jabarkan, agar rasa syukur kita sebagai masyarakat Kalimantan Selatan/yang bermukim di Kalimantan Selatan bertambah lagi. Banyak sekali faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat yang saya kira patut didoakan. Dijadikan landasan berprasangka baik bahkan berbuat baik.
Sebagaimana doa-doa dalam ibadah di perkumpulan bertajuk “Aksi Bela Palestina Kalimantan Selatan | Jalan Sehat” yang kemarin telah dilantunkan, dalam solat berjamaah, dalam doa dan wirid di waktu fajar, dalam pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW, dalam derap langkah dan takbir yang terdengar, bahkan doa dalam hati bagi berada di rumahnya untuk menjaga keamanan. Doa adalah sebaik-baik senjata orang beriman. Doa adalah partikel senjata yang terhantar menjadi sesuatu yang kita yakinkan.
Jadi, semakin “bergerumuk” doa dipanjatkan, semakin menghunjam senjata-senjata melawan penjajahan di Gaza. Semakin banyak harta/uang yang terkumpul dan disalurkan, maka semakin diperhitungkan Allah pula nilai dan keberpihakan kita sebagai orang beriman, sebagai manusia, dan sebagai sejatinya hamba. Kita yakini saja, memang demikian orang beriman diperintahkan.
Jika berpuluh tahun akan datang anak cucu kita bertanya, “pernahkan pian umpat membela Palestina dari penjajahan?” Nak, cu, kita masyarakat di Kalimantan Selatan, punya sejarah hebat tentang itu. []
Banjarbaru, 4 Desember 2023.