Kurau, kawasan pertanian di Kabupaten Tanah Laut, termasuk daerah yang rawan bencana. Terutama bencana banjir, kekeringan hingga kebakaran lahan, serta angin puting beliung. Ketika banjir besar beberapa watu lalu, seluruh kawasan pertanian di wilayah ini terendam banjir. Akibatnya petani mengalami kerugian yang sangat besar. Hasil panen gagal total dan sawah porak poranda diterjang banjir.

Semua kerugian yang sangat besar tersebut terjadi karena masyarakat dinilai belum memiliki kepekaan dan tanggap terhadap bencana. Saat becana datang, tidak ada persiapan sedikitpun, bahkan panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

Pada saat banjir terjadi, Lembaga Kajian Keislaman & Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin, bersama beberapa mitranya, melakukan tanggap darurat bencana, turut menyalurkan bantuan sembako dan obat-obatan bagi masyarakat Kurau yang terpaksa tinggal di pengungsian.

Pasca banjir, LK3 kembali melakukan kegiatan pada, Rabu, 25 Agustus 2021. Kali ini tidak saja membantu perbaikan beberapa rumah yang rusak parah, namun juga memberikan pelatihan bagi warga agar mengerti terhadap bencana dan paham bila bencana datang seketika.

Pelatihan bertajuk Disaster Manajemen yang diselenggarakan atas kerjasama LK3 dengan M21 ini berlangsung di sebuah rumah yang diperuntukkan sebagai rumah belajar bagi warga, tepatnya di desa Birayang Bawah, dihadiri sebagian besar anak-anak muda yang menamakan dirinya sebagai ABAS (Anak Birayang Asli).

Materi yang sampaikan meliputi kebencanaan, jenis bencana, sebab dan dampak bencana, hingga manajemen pengelolaan bencana berbasis masyarakat. Hadir memberikan materi para aktivis senior yang peduli pada pemberdayaan masyarakat, yaitu Fathurrahman, Berry Nahdian Furqon, Dadang, dan Noorhalis Majid. Secara bergantian mereka menyampaikan berbagai materi, agar masyarakat memiliki pemahaman dan siap menjadi relawan bila bencana datang.

“Sekarang kita harus bersahabat dengan bencana, karena sudah tidak bisa dilawan,” kata Berry Nahdian Furqon.

Terutama bencana yang bersumber dari ekologi, lanjutnya, yang akan membawa dampak bagi bencana lainnya. “Semua itu akibat ulah tangan manusia, menyebabkan iklim berubah dan akhirnya membawa bencana.”

Sementar itu, Fathurrahman mengingatkan agar masyarakat jangan suka ceroboh dalam memperlakukan alam, apalagi membuang sampah sembarangan, karena dapat menyebkan bencana. “Sembarangan membuang puntung rokok bisa menyebabkan kebakaran, begitu juga sesuka hati membuang sampah, beresiko banjir, karena sungai tersumbat sampah,” seutnya.

Dadang mengingatkan tentang perlunya partisipasi masyarakat. “Hanya masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan akan kebencanaan yang akan siap menjawab datangnya bencana. Sepertinya sudah tidak mungkin menghindar, yang bisa dilakukan adalah meminimalkan resiko,” ucapnya.

Sementar itu, Noorhalis Majid mengajak warga untuk membuat program-program kreatif mengatasi resiko bencana, selain terus memberikan penyadaran, juga mengawal agar pembangunan infrastruktur, ramah dan peduli terhadap potensi kebencanaan.

LK3 berusaha memberikan pemberdayaan kepada warga soal kebencanaan, agar warga lebih siap apabila becana datang, juga terbangun sistem pengelolaan bencana berbasis masyarakat, termasuk peta potensi becana serta jalur evakuasi terhadap warga. “Tertutama terhadap kelompok rentan,” ingat Abdani Solihin, Direktur LK3 Banjarmasin.@

Facebook Comments