Pasca musibah banjir, kondisi masyarakat tidak serta merta langsung pulih. Banyak yang masih belum dapat bangkit dari keterpurukan. Modal usaha habis, begitu juga dengan alat produksi ikut hanyut terbawa banjir. Bahkan, sekadar memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari pun masih sangat berat.
Seperti halnya luka, derita akibat banjir belum pulih benar. Perlu waktu. Bahkan hal-hal terkait psikologi banyak yang mengalami trauma. Sedikit saja mendengar bunyi air hujan, rasa was-was seketika datang. Bunyi petir dan arus air deras masih sangat menakutkan. Pemulihan trauma juga menjadi penting bagi para korban banjir agar tidak selalu dibayangi ketakutan.
Menyadari pentngnya penanganan korban pasca banjir ini, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin bekerjasama dengan Dian Interfidei Yogyakarta, menyalurkan bantuan yang diberikan oleh Asian Conference of Religions for Peace (ACRP).
Rakhmalina Bakhriati, selaku koordinator Pemberdayaan Ekonomi LK3 Banjarmasin, menjelaskan, semua anggota kelompok yang mendapat batuan adalah yang paling terdampak dan sangat memerlukan bantuan.
Bantuan yang diberikan berupa paket sembako sejumlah 50 paket, keperluan sekolah 40 paket, bahan produksi 6 paket, alat produksi 4 paket, dan perlengkapan produksi 6 paket.
“Semua bantuan disalurkan kepada kelompok Warung Rukun, Komunitas Pelangi dan Borneo Braid yang menjadi dampingan LK3,” jelas Rakhmalina.
Sebagian bantuan diserahkan langsung ke rumah anggota, mengingat letaknya yang tersebar di berbagai wilayah kota Banjarmasin. Sebagiannya lagi diserahkan pada saat acara belajar bersama di Rumah Alam Banjarmasin dengan tema “Solusi di Secangkir Kopi”, Sabtu, 6 Maret 2021, sebagai bagian dari trauma healing, yang menghadirkan Berry Nahdian Furqon dan Novyandi Saputra.
Rakhmalina menyampaikan rasa syukur dan terima kasih karena anggota dampingan LK3 mendapat bantuan ACRP dengan difasilitasi Dian Interfidei Yogyakarta. “Tentu saja bantuan ini sangat berarti untuk meringankan beban mereka, terutama agar kembali berproduksi sesuai bidang keterampilan yang mereka geluti. Bantuan ini sangat besar manfaatnya,” ucap Rakhmalina.
Warung Rukun, Borneo Braid dan Komunitas Pelangi adalah kelompok yang selama ini diberdayakan LK3. Mayoritas anggotanya perempuan potensial yang aktif berproduksi, baik bidang kuliner maupun keterampilan dan kerajinan. “Pada saat banjir, mereka semua terdampak dan sebagian kehilangan alat produksi,” tandas Rakhmalina yang berharap agar para korban banjir ini bisa bangkit kembali. @.