PERAYAAN Bulan Peduli Down Syndrome  bertajuk “Stop Stigma Negatif pada Penyandang Down Syndrome” digelar di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, pada Minggu (27/10) pagi.

Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Hj. Husnul Hatimah mewakili gubermur Kalsel membuka sekaligua memberikan sambutan. Tampak hadir Walikota Banjarmasin diwakili Staf Ahli Bidang Kerjasama dan Investasi, Iwan Fitriadi; Direktur RSGM Gusti Hasan Aman Kalimantan Selatan, Teguh Hadianto dan jajaran Forkopimda, serta para orangtua penyandang down syndrome.

Kegiatan ini digelar oleh Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome Kalimantan Selatan (PIK POTADS Kalsel) yang mengusung tema: Mereka Ada, Mereka Bisa dan Mereka Berdaya.

Sebelum dibuka secara simbolis, cuplikan video anak-anak Penyandang Down Syndrome (PDS) ditayangkan; rentetan ucapan mereka pun bikin terenyuh. Kemudian, ada 9 anak yang diberi hadiah yang diserahkan langsung oleh Staf Ahli Gubernur Kalsel, Hj. Husnul Hatimah.

“Acara ini sebagai wujud kasih sayang kepada anak-anak Down Syndrome di Banua. Dalam semangat membangun kekuatan kepada anak-anak kita tercinta,” ucap  Hj. Husnul Hatimah.

Husnul menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya mendorong eksistensi anak-anak Down Syndrome. ‘Dengan ini, supaya kita bisa lebih menghargai, menyayangi dan mengasihinya dalam bentuk apapun,” ujarnya.

Lebih jauh Husnul berharap agar dapat menghapus stigma negatif pandangan masyarakat terhadap anak Down Syndrome. Dengan itu juga tidak membantasi kemampuan mereka dalam mengembangkan potensi dirinya sendiri.

” Untuk menghapus stigma negatif, kita perlu belajar agar saling memahami dan mengasihi mereka,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua  PIK POTADS Kalsel, Sigit Bayuadhi bercerita bahwa anak-anak Down Syndrome memiliki kemampuan yang luar biasa, bahkan dirinya sebagai orangtua pun bangga.

Sigit menginginkan para anak Down Syndrome mendapatkan pelayanan terapi tiap bulannya. “Dengan itu, maka dapat meningkatkan hidup mereka menjadi orang yang bermartabat,” ujarnya.

Sigit berpesan kepada orangtua agar melihat potensi anak Down Syndrome di dalam dirinya. Menurutnya pasti ada potensi yang dapat digali.

“Apapun kekurangan dan kebaikan anak-anak kami, mereka tetap berharga. Kami yakini bahwasanya anak Down Syndrome dapat bertumbuh dengan baik di masyarakat,” tandasnya.

Acara juga diisi dengan pertunjukan tari dengan lagu tradisional Banjar yaitu Ampar-ampar Pisang, sebanyak 5 Anak Down Syndrome tampil menari. Kemampuan mereka mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin. (red/Adpim)