DI KEDAI KOPI SUATU SIANG
Akhirnya aku harus paham bahwa matahari
Selalu menyembunyikan warna kopi yang sesungguhnya
Di antara cahaya yang berpendar
Menjadi partikel-partikel besi yang kecil dan panas
Dan kau masih saja mengigau, berlarian ke utara
Dengan tubuh luka dan bayang-bayang telanjang
“Aku telah sampai ke puncak. Warna kopi pun berubah
Agak hitam keabuan-abuan. Masih dengan rasa yang sama”
: Di tegukan yang berikut, kita pun tertawa membaca waktu.
Februari 2019
TULISAN KECIL PADA MEMORIAL PENYAIR
– A. Pushkin
Masih ada yang tidur, berbaring di sini menghitung guguran waktu
Musim dingin. Butiran salju di dinding kaca, berkabut
Ada yang menulis kota Arbat. Di jalan yang berjarak, orang-orang
Membuang tubuhnya ke tembok yang retak. Wajah yang berkarat
Di dalam ruang kamar yang gelap, hanya tempat tidur yang nyenyak
Menghitung masa silam dan puisi-puisi yang berceceran di anak tangga.