BARIS AWAL HALAMAN PERTAMA

kembali halaman pertama
pada baris awal tentang
kupukupu mencari ranting

tahukah ranting itu adalah
kau, maka kupukupu pun
akan hinggap pada kayu
yang menjaga putik

pada halaman pertama
sebuah kitab lama, di baris
pembuka tibatiba tumbuh
ranting. dan aku, aku
merindukan hinggap
yang membuatku lelap

halaman pertama itu

2019


MENGEJAR HALAMAN YANG SISA

beri aku sehalaman
untuk jeda, memberesi
ejaan yang mungkin salah
setelah itu aku susuri
setiap huruf lagi

sebentar saja, agar asma
dan entah apa lagi, pamit
lalu aku kembali mengejar
halaman yang sisa

mungkin terlewati olehmu
aku menemui di lipatan itu

“aku belum ingin ditinggal,
tunggu aku di halaman
sebelas pada baris delapan;
apakah kau masih ingat?” katamu
sambil merekatkan alat itu
ke sesuatu yang tak mungkin
kuhapal namanya

aku menunggu
tak mampu memburu

halamanhalaman itu
begitu terasa beku

2019


1
2
Artikel sebelumnyaPUISI-PUISI SUMASNO HADI; BATUAPI
Artikel berikutnyaPENGUMUMAN HASIL KURASI ANTOLOGI PUISI BANJARBARU’S RAINY DAY LITERARY FESTIVAL 2020
Lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di kota kelahirannya. Ia menulis puisi, cerpen, dan esai juga karya jurnalistik. Dipublikasikan di berbagai media massa terbitan Jakarta dan daerah, seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Media Indonesia, Tanjungpinang Pos, dan lain-lain. Buku puisinya, Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud RI (2020), Tausiyah Ibu masuk 25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua dinobatkan sebagai 5 besar buku puisi pilihan Tempo (2020) Buku-buku puisi Isbedy lainnya, ialah Menampar Angin, Aku Tandai Tahilalatmu, Kota Cahaya, Menuju Kota Lama (memenangi Buku Puisi Pilihan Hari Puisi Indonesia, tahun 2014): Di Alunalun Itu Ada Kalian, Kupukupu, dan Pelangi, dan Kau Kekasih Aku Kelasi (2021). Kemudian sejumlah buku cerpennya, yakni Perempuan Sunyi, Dawai Kembali Berdenting, Seandainya Kau Jadi Ikan, Perempuan di Rumah Panggung, Kau Mau Mengajakku ke Mana Malam ini? (Basabasi, 2018), dan Aku Betina Kau Perempuan (basabasi, 2020). Isbedy pernah sebulan di Belanda pada 2015 yang melahirkan kumpulan puisi November Musim Dingin, dan sejumlah negara di ASEAN baik membaca puisi maupun sebagai pembicara. Beberapa kali juara lomba cipta puisi dan cerpen.