Batuapi
kulihat baranya menjemput sejarah
membakari keringat dan rambut ayah
bahwa ia yang mendidik dengan asap
tibalah pada gerombolan kita
merayakannya kembali
tak mati-mati
2015
Batulingga
kaulah tanah berjumbuh nafas
angin dingin menjemput hujan
lelaki getasmu terus sembunyi
matahari menjilati batu-batu
bila, menanti jiwa pemahat arca
musim linglung memecah lagu
anakmu menangisi perhiasan
renjana itu kehilangan rindu
2015
Kring Kring Halo
kring kring halo
dengan siapa bicara
nging: ya tembok
ngintip metawadag tiga-tiga sepuluh
atawa yang touchscreen pelayan hasrat
ada pria berdasi bersama tetangganya
si wanita kantoran beranak satu
melucuti sesuatu dari jari manisnya
meeting di bawah meja jati yang lapuk
apa kabar kemerdekaan rembang asap dapur
kebudayaan papan nomor jempol tangan
tadi aku sarapan bubur singkong dan nira
di atas ranjang tidur
malam-malam
kring kring halo
apa kabar api unggun
tuuut: ah pulsa habis
2015
Kota Ini
sebutir pagi lesap
kudengar tangismu menganyam luka
ketika datangku di sore yang lengas
sebentar kau membuka buku harian
menulis kalimat kering tapi bening
di luar, lampu-lampu jalan mulai bicara
kaku kata-katanya
membelenggu
berdua pada batang malam kota ini
kita selalu membelokkan kemudi waktu
menghempaskan lagi badan angkuhnya
mesin angka uang, pakaian buku
tapi hanya pada ia yang mungil
kaca tangismu wajah haruku
betapa sore itu kian tersilam
denganmu rasa membadan
2015
Merupa
sebab puisimu merupa
sewajah agora atau cordova
cat minyak batubara kau tumpahkan
di batang sungai-sungai yang meletis
dalam-dalam kupandang monalisamu
saat senja merah menggulung kanvas
kau malahan tersipu sembari menimang
biolin usang di punggung kuda kayumu
pada garis yang diupacarai sunyi
aku mencari pertemuan reranggi
2015
Pascatractatus
: wittgenstein
bawa tanda itu ke halaman rumah saja
tak perlu sampai meja makan atau dapur
biarkan berlarian ia menari di sana
dari dan dengan pengalaman kepada
kata
sebagian mabuk
terbang acak
bergerak rela
mengecati tembok-tembok diri
membuat garis permainan makna
melukis pintu kita yang selalu nganga
setelah bahasa
kita pikir kita kira
2015
Persemayaman
: haidegger
sang ada terperosok dalam-dalam
masuk ke taman nada kita
warna tangga-tangga itu
samalah ia dijerat garis
hei, kata jua suka di sana
tertikam asal tak diberi angin
2015
Senjaraya
serumu melaluinya
nyangsang di dahan kering
telingaku berjejalan
gemuruh toa-toa
hampa getar ruh
tak nyentuh haru
apa zaman telah buntung
lengan waktu tiada jemari
diamputasi dendam seharian
tanpa rintihan
akankah sunyi cuma rerayu
menjadi rindu
2015
Sesuatu
lagu tangis
pada pianoforte dan gelas plastik
beberapanya setia membisu
lelah bentuk
mencari ruang
buku pelajaran
laporan wartawan
ketuk palu pak hakim
o, paduan suara sumbang
ada bisik doa di tengah malam
seperti meratapi sesuatu
Mu
2015