PENGAKUAN CINTA
Masa lalu berpawai sepanjang jalan
dari titian pertemuan ke bentangan kenangan,
kerlip rindu meriap di rongga-rongga waktu
lemparkan serpihan pagi dalam iringan
nyanyian cinta yang rawan.
Masa lalu berpawai di sepanjang pikiran
menari dan berdendang dengan irama sumbang
menimang semesta, memeluk kesetiaan
membelai keabadian.
Tapi, dalam lingkaran tarian, juga nyanyian
kehampaan cintamu cuma kuraba.
Seusai pawai baju-baju kuyu di lemari pilu
kalung dan liontin menggantung sendu
seperti nasib dan takdir, tak bisa kutimang.
Jarum dan benang pelangi kurentangkan
di balik pintu, di ambang cakrawala
begitu pun sisir, kemarikan!
biar kurapikan ini hari dalam rambut perjalanan
yang memutih barangkali kan abadi.
Oh, kehampaan yang agung
lebih dekatlah dengan kerlip lilin pandangku
dari liang gelap kupujakan hidup
agar bernyanyi dan menari dalam pawai waktu.
PENGAKUAN RINDU
Dengan melafalkan namamu dalam kerling
padangan kuterbangkan surat penantian
jauh ke awan sampai habis hayal di angan
sampai terkikis bulu-bulu cintaku
dari liang perjumpaan, dari derai pelepasan
surat-surat dari derai batin
tak sanggup kulafalkan.