MALMÖ DAN PEREMPUAN YANG MENUNGGU
Ketika senja tiba, aku pergi ke pelabuhan
Karena hanya burung-burung camar
Yang setia pada kesedihan
Lalu aku baca “Bed Om Ett,” doa Boye
Dengan harapan, angin timur membawa kabar
Tentang mimpi musim panas
Janji yang kau ikrarkan di ujung ciuman
Ini tahun ketiga dan waktu seperti bara
Menghanguskan rambutku, juga ranjang
Yang masih menyimpan asin laut tubuhmu
Malmö adalah aku
Dermaga yang menunggu kapal kepulanganmu
JIKA SEKIRANYA
Jika sekiranya kau tak lagi bisa bernyanyi
Lantaran kenyataan hidup menjahit paksa manis bibirmu
Izinkan aku bersenandung kecil, sekedar mengingatkan
Bahwa sesungguhnya tak ada perbedaan antara duri dan mawar
Bagi jiwa yang merdeka
Facebook Comments