Setiap tanggal 17 di lapangan Murdjani menggelar atraksi seni budaya sekaligus Upacara Penurunan Bendera Merah Putih dalam balutan Parade Senja. Kegiatan tersebut merupakan giat rutin yang diselenggarakan oleh Disporabudpar kota Banjarbaru.
Parade Senja hadir untuk ekspose paguyuban dan komunitas budaya di Banjarbaru. Terlebih, kota yang berjuluk Idaman ini dikenal luas sebagai kota egaliter dan cukup majemuk.
Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono menyebut Parade Senja yang semestinya digelar hari jumat yang lalu terpaksa dialihkan ke hari senin (20/6/2022) karena agenda yang begitu padat. “Meskipun tertunda dan digelar sederhana namun tidak mengurangi makan penurunan bendera dengan kesenian budaya, tari-tarian dari berbagai daerah,”ungkapnya.
Adapun pawai budaya yang disuguhkan pada senin petang kemarin yaitu Marching Band Diva Swara Dharma Pemkot Banjarbaru, Senam Pelajar Pancasila TK Pembina Banjarbaru. Selain itu ada pembacaan puisi oleh Moch. Biara Al Demashqi Pradipta dari SD Islam Al-Azhar 37 Banjarbaru yang berjudul “Kerendahan Hati” dan pembacaan puisi oleh Sekretaris Disporabudpar yang sekaligus penyair banua, Abdurrahman El-Husaini yang berjudul “Dua Rantai dari Rahim Seorang Ibu”.
Wakil Wali Kota Banjarbaru menyebut, Parade Senja Banjarbaru akan selalu menyuguhkan menu budaya dan tradisi kesenian nusantara secara bergantian. Setiap bulan akan diisi dengan 4 suguhan yang menyesuaikan dengan waktu jelang senja. Bulan ini, ada suguhan tarian Manuk Dadali dan Tari Jaipong dari Sanggar Lembur Kuring.
Wartono menambahkan, “Giat Parade Senja akan terus menampilkan seni tradisi nusantara, tidak hanya Banjar atau Jawa. Lewat Dewan Kesenian giat serupa akan terus diadakan di Mess L maupun Taman Kreasi,”tutupnya.@
*Foto-foto dok. Okky Pratomo Saputro