Pandemi tidak boleh mematikan kreativitas. Ini pula yang terjadi pada dunia sinema di Banua. Puncak festival sinema Aruh Film Kalimantan (AFK) 2020 tetap digelar secara langsung sekaligus daring di penghujung tahun ini.

Bertempat di Kampung Buku Banjarmasin, rangkaian puncak AFK yang dilangsungkan pada 26-29 Desember 2020 itu diwarnai berbagai kegiatan. Seperti kelas perfilman, screening film, hingga malam penganugerahan (awarding night) program kompetisi.

Direktur AFK 2020 Munir Shadikin mengatakan, untuk kelas perfilman, pihaknya akan mendatangkan sejumlah figur yang berbeda-beda latar belakang.  Materi tentang ‘keaktoran dalam film’ bakal diisi Putri Ayudya, presenter Jejak Petualang, pemain teater, dan produser berbagai film kenamaan.

Ada pula Andhy Pulung, editor film Denias Senandung di Atas Awan  dan film lainnya, yang akan mengisi kelas penyuntingan (editing) karya sinema.

Sementara dari Banjarmasin, Dewi Alfianti, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), mengisi kelas ulasan film. Dewi dikenal penulis ulasan film yang cukup produktif di asyikasyik.com

Terkait ajang screening film AFK 2020, program-program terdahulu seperti Lingkar Kalimantan (pemutaran karya perwakilan tiap provinsi), Bauntung Batuah (pemutaran film produksi pelajar), serta Lestari (pemutaran film bertemakan lingkungan), tetap dilaksanakan.

Untuk malam penganugerahan, panitia sudah menjaring 9 film dari berbagai provinsi di tanah Kalimantan. Sederet film dari berbagai genre tersebut menjadi nominasi penghargaan Mandau Emas (untuk mahasiswa/umum) dan Mandau Perak (untuk pelajar).

Munir menjelaskan, film-film yang sudah dikurasi dalam festival kali ini disepakati bertemakan ‘Rumah’. Tema ini diambil dari pembacaan setiap karya yang masuk ke panitia.

“Karya-karya yang masuk banyak bercerita berlatar atau membicarakan tentang rumah. Rumah dalam artian tempat tinggal, ruang berlindung, dan tempat untuk pulang. Juga dalam artian alam,” ujarnya.

Pihak AFK 2020 juga sengaja mengambil tema ini sebagai garis besar pelaksanaan festival. Menurut Munir, pihaknya ingin membawa ajang AFK kepada penikmatnya dengan rasa nyaman, aman, dan sederhana. “Sama seperti makna tentang rumah itu sendiri,” ucapnya.

Direktur AFK 2020 Munir bersama penggerak AFK 2020 lainnya juga mengapresiasi sejumlah tokoh dan grup yang sudah sepakat berkolaborasi dengan AFK 2020. Seperti perupa Akhmad Noor (Kerbau) yang lukisannya menjadi sampul malam penganugerahan AFK.

Selain itu, ada Fendy Saputra, fotografer yang karyanya menjadi karya tema AFK 2020 bertajuk ‘Rumah’. Adapula Baby Borneo, musisi yang karyanya menjadi lagu tema AFK 2020. Serta Sajak Celah Pintu, grup penyair muda menulis puisi terinspirasi dari film-film nominasi kompetisi AFK 2020.

Sesuai visi besar AFK 2020, kata Munir, semua rentetan kegiatan dan para pihak yang diajak berkolaborasi ini dimaksudkan  untuk merayakan pergerakan sinema di Tanah Kalimantan yang makin hari kian menggeliat.

“Tidak serta merta hanya orang film. Semuanya sebisa mungkin kita ajak kolaborasi,” tutup Munir.@

Rangkaian Puncak AFK 2020

Sabtu, 26 Des (16.00 – 18.00)
Lingkar Kalimantan:
“Screening & Diskusi”

Moderator: Alfi Mubarak

Film:
1. Mumot – Dream Creative Picture
2. Sisitan – Teropong Community
3. Syair Cinta – Ketapang TV
4. Misisa – Kapuas Movie Community
5. Waktuku – Beautiful Films

Minggu, 27 Des (16.00 – 18.00)
Bauntung Batuah
“Screening & Diskusi”

Moderator: Randy Fauzi
Film:
1. Saraba Online – SMKN 3 Banjarmasin
2. Apa Nang Ngalih – SMKN 1 Martapura
3. Ruang Kembali – SMAN 1 Bontang
4. Cucok Nak Uwan – SMAN 3 Singkawang
5. Inganan – SMAS Golden Christian School Palangkaraya